PALU-Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sulawesi Tengah (Sulteng), Wilianita Selviana mempertanyakan keseriusan Pemerintah Kota Palu dalam menjalankan program Palu Green & Clean. Pasalnya, tingkat pencemaran lingkungan berupa merkuri di Ibu Kota Sulteng itu terbilang tinggi.
Seperti dikutip dalam laman resmi Walhi, Selviana menyatakan, Pemkot Palu membuat program Palu Green & Clean sejak Maret lalu. Pokok bahasan yang hangat dibicarakan, yakni kesempatan mulai dari tentang penertiban tata ruang, penertiban sampah hingga perlindungan hutan sebagai daerah tangkapan air yang selama ini menjadi sumber kehidupan.
Tetapi, Selvi menilai faktanya tak seindah slogan, Sampai saat ini Pemkot Palu tidak mempublikasikan hasil penelitian yang menyimpulkan di Poboya, Kecamatan Palu Timur, Kota Palu, ada sekitar 18 ton Hg merkuri per tahun. Jumlah ini menguap terlepas ke atmosfir melalui pembakaran amalgam.
Ditambah lagi 102 ton Hg per tahun yang terbawa limbah dan terangkut ke dalam tong-tong sianida, di mana materi tercampur dengan bahan kimia kemudian dibuang ke saluran air sebagai senyawa merkuri-sianida yang sangat mudah larut dalam air dan menyebar ke ekosistem.
" Hal ini mengancam warga kota Palu, akibat meningkatnya kadar merkuri di atmosfir. Bahan berbahaya ini bisa mengkontaminasi ke dalam rantai makanan, dan meningkatnya kadar merkuri di dalam air minum. tetapi hal itu tidak membuat Pemkot kota Palu Resah, " tuturnya di Palu, baru-baru ini.
Karena pembiaran Tersebut, bagian dari skenario untuk memuluskan rencana eksplorasi dan eksploitasi PT. Citra Palu Mineral (Bumi Resources, Tbk) yang sejak 10 tahun belakangan terpaksa harus menahan diri untuk mengeruk emas Poboya, karena penolakan masyarakat. Kini, Pemkot Palu sudah memberikan lampu hijau atas Poboya. “Pemerintah setempat tidak serius dengan program Palu Green & Clean,” ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, program Palu Green & Clean merupakan program kerja Dinas Kebersihan Kota Palu sebagai solusi menanggulangi sampah yang mengunung di wilayah kota tersebut. Total keseluruhan sampah kota perhari 927,546 m3, hanya 75 persen saja yang mampu di angkut Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Palu. Sedangkan 25 persen tersebar dalam bentuk sampah liar, dan dibuang pada daerah bukan pembuangan pembuangan sampah.(biz)
|