JAKARTA, Berita HUKUM - Kubu Capres pasangan Prabowo-Hatta, menemukan 3 modus kecurangan yang dilakukan oleh kubu Capres pasangan Jokowi-JK untuk memenangkan Pilpres 2014.
"Sampai saat ini baru ada tiga modus kecurangan yang dilakukan kubu Jokowi-JK untuk memenangkan pilpres. Modus tersebut dijalankan dengan sangat terencana, karena libatkan banyak pihak. Modus mereka dapat mematikan demokrasi," kata penasehat relawan Prabowo-Hatta, Letjen TNI (Purn) Suryo Prabowo di Jakarta, Minggu (20/7).
Modus pertama, melakukan mark up atau penggelembungan suara, di sejumlah daerah khusus dengan TPS terpilih.
"Mereka pilih daerah yang menguntungkan secara politik seperti DKI, Jateng dan Bali dengan populasi padat pemilih. TPS dipilih yang panitianya dari unsur kader mereka. Di TPS inilah mobilisasi suara dilakukan. Banyak orang tidak dikenal datang hanya tunjukkan KTP bisa mencoblos Jokowi-JK," bebernya.
Modus kedua, lanjutnya, kecurangan dilakukan dengan memanipulasi jumlah penghitungn suara.
"Mereka bermain fatamorgana angka. Rekap suara di Kediri Jawa Timur misalnya, Prabowo-Hatta dapat 294.429 dan Jokowi-JK dapat 619.456. Jumlah angka Jokowi-JK berubah jadi 919.456. Angka 6 dan 9 kan mirip, tinggal dibalik saja sudah dapat 300 ribu suara mereka," bebernya.
Modus ketiga, katanya, melakukan money politic. "Ini cara klasik, bagi uang, atau kartu sehat untuk mempersuasi pemilih. Modus ketiga ini sulit dibuktikan, tapi di Boyolali relawan Prabowo-Hatta pernah menangkap basah mereka bagi uang. Pidato Denny JA yang tersebar luas, di hadapan relawan juga anjurkan demikian," jelasnya.
Ia mengatakan, pihak Prabowo-Hatta memegang semua bukti dari tiga modus kecurangan tersebut.
"Buktinya berupa dokumen, photo atau rekaman. Semua bukti sudah disiapkan. Selama ini kami dituduh curang, padahal merekalah yang curang. Kami harap KPU tidak tutup mata dengan kecurangan ini," pungkasnya.(gus/inilah/bhc/sya) |