Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Internasional    
Gelombang Panas
Gelombang Panas: Ratusan Orang Meninggal Mendadak di Kanada, Apa yang Perlu Kita Lakukan
2021-07-03 08:03:47
 

 
KANADA, Berita HUKUM - Ratusan orang meninggal dunia secara mendadak, banyak di antaranya diduga karena gelombang panas, dilaporkan selama periode cuaca terpanas baru-baru ini di Kanada.

Selama lima hari terakhir, sebanyak 486 orang meninggal dunia di Provinsi British Columbia, mencatatkan 195% kenaikan dari angka kematian rata-rata biasanya.

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menyatakan turut berduka kepada keluarga para korban, yang kebanyakan merupakan kalangan lanjut usia (lansia).

Suhu di Kanada memecahkan rekor baru.

Di sebuah daerah, gelombang panas tercatat hampir menembus 50 derajat Celcius.

Kepolisian di wilayah Vancouver telah dipanggil untuk menangani lebih dari 130 orang yang meninggal dunia secara mendadak sejak Jumat (25/6).

Sebagian besar dari mereka adalah kaum lansia atau orang-orang dengan riwayat penyakit bawaan yang menderita saat gelombang panas melanda.

Rekor suhu panas di Kanada dipecahkan selama tiga hari beruntun.

Yang terkini adalah pada Selasa (29/06), ketika temperatur mencapai 49,6 derajat Celcius di Lytton, Provinsi British Columbia.






Woman trying to keep cool


SUMBER GAMBAR,GETTY IMAGES



Sebelum Minggu (27/06), suhu di Kanada tidak pernah melampaui 45 derajat Celcius.

Para pakar mengatakan perubahan iklim diperkirakan meningkatkan jumlah kejadian cuaca ekstrem, semisal gelombang panas.

Akan tetapi menghubungkan satu kejadian dengan pemanasan global cukup pelik.

Gubernur Provinsi British Columbia, John Horgan, menilai pekan terpanas di kawasan itu telah menimbulkan "konsekuensi malapetaka bagi banyak keluarga dan komunitas".

Jumlah korban akibat cuaca panas di bisa meningkat lantaran sejumlah daerah belum menghimpun data.






kanada


SUMBER GAMBAR,REUTERS



Keterangan gambar,


Para warga Provinsi British Columbia, Kanada, berendam untuk menyejukkan tubuh di tengah gelombang panas.




Di Vancouver saja, gelombang panas diyakini menjadi faktor penentu kematian 65 orang sejak Jumat (25/6).

"Saya sudah menjadi polisi selama 15 tahun dan saya belum pernah mengalami jumlah kematian mendadak dalam kurun waktu yang singkat," kata Sersan Polisi Steve Addison.

Menurutnya, beberapa orang tiba di rumah saudara dan "menemukan [saudara] mereka sudah meninggal".

Penduduk desa Lytton, sekitar 250 kilometer sebelah timur Vancouver, mengalami suhu 49,6 derajat Celcius.

Meghan Fandrich, salah satu warga, mengaku "hampir mustahil" pergi ke luar rumah.

"[Panasnya] tidak bisa ditolerir. Kami berupaya berada di dalam ruangan selama mungkin. Kami terbiasa dengan panas dan panas yang kering, namun 30 [derajat celcius] jauh berbeda dari 47," tuturnya kepada harian Globe & Mail.

Banyak keluarga di Provinsi British Columbia tidak punya AC karena musim kemarau di sana tidak terlalu panas.

Seorang warga Vancouver mengungkap kepada kantor berita AFP bahwa hotel-hotel tampak sudah penuh karena masyarakat berbondong-bondong ke sana demi AC.

"Saya tidak pernah melihat keadaan seperti ini. Saya harap jangan ada lagi yang begini.

Tubuh kita akan berupaya menjaga suhu baku sekitar 37,5 derakat Celcius, terlepas apakah itu dalam kondisi badai salju atau gelombang panas.

Namun, selagi suhu luar semakin panas, tubuh bekerja keras untuk menurunkan temperatur.

Tubuh kemudian membuka lebih banyak pembuluh darah dekat kulit untuk melepas panas di sekujur badan sehingga badan mulai berkeringat.

Ketika keringat menguap, suhu panas dari kulit akan terlepas.

Kapan cuaca panas menjadi masalah?

Cuaca panas sejatinya menaruh tekanan pada tubuh-semakin tinggi suhunya, semakin besar tekanannya.

Pembuluh darah yang terbuka membuat tekanan darah menurun dan jantung bekerja lebih keras serta memompa lebih cepat guna mengalirkan darah di sekujur tubuh.



Hal ini menimbulkan beragam gejala, seperti gatal-gatal pada kulit atau kaki membengkak karena pembuluh darah ada yang bocor.

Jika tekanan turun terlalu rendah, jumlah darah ke organ-organ tubuh yang memerlukannya tidak cukup sehingga risiko serangan jantung meningkat.

Pada saat bersamaan, berkeringat membuat tubuh kekurangan cairan, garam, dan keseimbangan keduanya pada tubuh.<

Gabungan berkeringat dan penurunan tekanan darah bisa menyebabkan keletihan akibat panas. Gejala-gejalanya mencakup pusing, pingsan, linglung, mual, keram otot, sakit kepala, keringat berlebihan, dan letih.

Apakah cuaca panas bisa membunuh manusia?

Sebagian besar individu yang meninggal menderita serangan jantung dan stroke yang disebabkan ketegangan karena tubuh mereka berupaya menjaga suhu tubuh stabil.

Bukti dari berbagai gelombang panas sebelumnya adalah peningkatan jumlah kematian bisa terjadi sangat cepat-yaitu dalam kurun 24 jam pertama sejak gelombang panas mulai melanda.

Pada 2003, gelombang panas di Eropa menyebabkan sekitar 70.000 orang meninggal dunia, menurut sejumlah estimasi.

Lantas apa langkah pencegahannya?

Cukup sederhana-sejukkan tubuh dan minum air secara cukup.<

Pertimbangkan aktivitas yang bisa dilakukan di tengah cuaca panas.

Apakah olahraga bisa ditunda sampai panas mereda?.(BBC/bh/sya)



 
   Berita Terkait > Gelombang Panas
 
  Gelombang Panas di India, 'Mahasiswi Indonesia Terkena Heatstroke'
  Gelombang Panas: Ratusan Orang Meninggal Mendadak di Kanada, Apa yang Perlu Kita Lakukan
  Gelombang Panas Menewaskan Hampir 1.500 Orang di Prancis
  Gelombang Panas Eropa akan Mencapai Puncaknya dan Pecahkan Rekor dengan Suhu Mencapai Hampir 40C
  Prancis Dilanda Gelombang Panas Melebihi 40 Derajat Celcius
 
ads1

  Berita Utama
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

 

ads2

  Berita Terkini
 
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2