BEIJING-Tragis. Mungkin kata ini tepat ditujukan kepada atlet Cina yang pernah berprestasi sangat gemilang. Zhang Shangwu (27), peraih dua medali emas di cabang senam Universiade—olimpiade untuk mahasiswa pada 2001—harus menerima kenyataan pahit. Dia terpaksa harus menjadi pengemis untuk bisa makan.
Ternyata, dia menjalani pekerjaan ini akibat cedera serius yang membuatnya tak bisa berlomba. Dia pun harus mengakhiri kariernya sebagai Atlet Senam. Sebelum menjadi pengemis, ia sempat menjadi pelayan restoran. Bahkan, juga sempat bekerja di panti jompo. Namun, cedera menghalanginya melakukan pekerjaan-pekerjaan tersebut.
Tuntutan kebutuhan hidup di Beijing yang tinggi, memaksanya mencuri dan ia sempat mendekam di penjara selama lima tahun sebelum bebas April 2011 lalu. Sejak itu ia mengemis di jalan-jalan di Beijing. Hal ini juga akibat kualifikasi pendidikan yang dimilikinya sangat rendah.
Tapi nasib baik mendekati Zhang, ketika seorang penggemar mengenalinya saat dia ia memamerkan kebolehan melakukan gerakan senam, pecan lalu. Sejak itu, kisah Zhang dimuat di berbagai media di Cina. Banyak pihak menawarinya pekerjaan, termasuk dari salah satu pengusaha terkaya di Cina.
Kepada AFP yang memwawancarainya, Zhang mengaku, banyak atlet yang bernasib seperti dirinya di Cina. Tapi dia bersyukur, karena ditemukan anggota masyarakat dan cerita sendirinya dimuat di media,.
"Pemerintah tidak membantu atlet-atlet yang memasuki masa pensiun. Saya ingin kisah saya ini membuka mata masyarakat bahwa para atlet tersebut memerlukan bantuan," kata Zhang, seperti dikutip BBC Indonesia..
Ternyata bukan Zhang, atlet top pertama yang mengalami kesulitan hidup. Cai Li, peraih medali emas angkat besi Asian Games 1990, terpaksa menjadi satpam setelah tak lagi berlomba. Ia meninggal pada 2003 diduga akibat latihan berat yang harus ia ikuti ketika menjadi atlet dulu. Zou Chunlan, Juara Nasional angkat besi, menjadi penjaga WC umum sebelum satu LSM membantunya membuka usaha pencucian pakaian.
Zhang Shangwu sendiri hingga kini belum memikirkan pekerjaan, karena masih sibuk melayani wawancara berbagai media. Yang pasti, ia ingin membantu rekan-rekannya sesama atlet yang bernasib mengenaskan setelah tidak bisa turun ke lapangan, harus mendapat perhatian dari pemerintah Cina.(dbs/ans).
|