Mesir Total 44 Tewas, 2 Gereja Dibom, Mesir Tetapkan Keadaan Darurat 2017-04-09 09:17:04
MESIR, Berita HUKUM - Presiden Abdul Fattah al-Sisi menyatakan keadaan darurat selama tiga bulan di seluruh Mesir menyusul dua serangan bom di gereja Koptik pada hari Minggu (9/4).
Presiden Sisi menyampaikan hal itu dalam pidato di istana presiden setelah menghadiri pertemuan Dewan Pertahanan Nasional untuk membahas serangan yang terjadi bertepatan dengan perayaan Minggu Palma untuk menandai masuknya Yesus Kristus ke Jerusalem.
Dengan penerapan negara dalam keadaan darurat maka pihak berwenang dapat melakukan penangkapan tanpa surat perintah penangkapan. Hak atas fotoEPAImage captionDua gereja Koptik menjadi sasaran serangan yang diklaim dilakukan oleh ISIS.
Selain itu, aparat keamanan dapat melakukan penggeledahan di rumah-rumah penduduk tanpa surat perintah. Pemberlakuan negara dalam kondisi darurat harus mendapat persetujuan parlemen.
Dikatakan oleh presiden bahwa keadaan darurat akan diterapkan setelah ditempuh semua "langkah legal dan konstitusional". Mayoritas anggota parlemen mendukung Presiden Sisi. Hak atas fotoEPAImage captionMenurut para saksi mata, ledakan di Tanta terjadi di samping altar.
Kementerian Kesehatan mengatakan 27 orang meninggal dunia dalam serangan di Gereja Mar Gigris (St. George) di kota Tanta, sekitar 94km dari Kairo. Data sebelumnya menyebutkan yang meninggal dunia 29 orang.
Korban keseluruhan bertambah
Seluruh korban yang meninggal di sana dimakamkan di kuburan massal di Tanta.
Seorang saksi mata, Emil Edward, menuturkan ledakan di gereja di Tanta terjadi ketika sedang digelar doa.
"Saya duduk di bangku depan dan tiba-tiba semuanya menjadi gelap. Saya pingsan dan seseorang mendorong saya dari bangku. Beberapa saat kemudian, saya terbangun dan melihat mayat-mayat di sekeliling saya," katanya. Hak atas fotoREUTERSImage captionAparat keamanan diterjunkan di Iskandariyah setelah serangan di gereja.
Beberapa jam kemudian, polisi berhasil menghentikan terduga pengebom masuk ke dalam Gereja Koptik St. Markus di Iskandariyah. Terduga pelaku kemudian meledakkan bom di luar gereja yang menyebabkan 17 orang meninggal dunia, termasuk anggota kepolisian.
Dengan demikian sejauh ini serangan di dua gereja itu membuat 44 orang meninggal dunia dan banyak lainnya luka-luka.
Kelompok yang menamakan diri Negara Islam (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas dua serangan.
"Regu keamanan ISIS melancarkan dua serangan terhadap dua gereja di kota Tanta dan Iskandariyah," demikian pernyataan yang dilaporkan oleh Amaq, kantor berita yang berafiliasi dengan kelompok tersebut.
Langkah Presiden Sisi untuk memberlakukan keadaan darurat kemungkinan akan menimbulkan kekhawatiran di kalangan aktivis hak asasi manusia, kata pengamat. Selama ini mantan petinggi militer itu dikritik oleh kelompok HAM di dalam negeri maupun luar negeri karena dinilai sangat membatasi hak sipil dan politik di Mesir.(BBC/bh/sya)
PT. Zafa Mediatama Indonesia Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359 info@beritahukum.com