JAKARTA, Berita HUKUM - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memang tidak lagi mencekal I Wayan Koster, politisi PDIP. Namun, lembaga pimpinan Abraham Samad itu menegaskan akan menindaklanjuti untuk menjerat anggota Komisi X DPR RI tersebut. Saat ini lembaga superbody itu masih menganggap jika status Koster masih disebutkan elementer. Banyaknya pujian dari masyarakat, tapi sayang KPK di akhir tahun ini tidak mengumumkan berapa uang negara yang gagal diselamatkan oleh Abraham Samad dkk.
Lampu kuning untuk I Wayan Koster itu disampaikan langsung oleh pimpinan KPK, Busyro Muqaddas. Busyro mengatakan, "Walaupun elementer, tapi kalau didalami tim penyidik kemudian ada pengembangan-pengembangan, disaat itulah tidak tertutup (menangkapnya) dan unlimited kan. Tidak sekarang mungkin tahun depan," ujar Busyro yang menjabat wakil ketua KPK itu, Kamis (27/12) petang.
Janji KPK untuk menindaklanjuti Koster patut ditunggu. Nama Koster kerap disebut oleh saksi-saksi yang dihadirkan Jaksa KPK, namun keterbatasan keterangan yang diungkapkan terdakwa ataupun terpidana belum menemui titik terang yang lengkap. Apalagi, saat ini sedang ramai bahwa banyaknya rekening gendut para wakil rakyat yang duduk mewah di Gedung DPR RI, Senayan. Namun, lanjut Busyro, saat ini pihaknya belum menelusuri lebih jauh ihwal keterlibatan anggota Komisi X DPR RI itu.
"Karena kalau ada tersangka dan terdakwa tutup mulut, menutup-nutupi, sementara KPK terbatas sekali bukti-bukti yang bisa diperolehnya. Nah disitulah letak keterbatasan," tambahnya.
Meski masih minim mendapatkan bukti-bukti, tapi Busyro menegaskan hal itu tidak akan menyiutkan nyali Abraham Samad dkk. Pihaknya berjanji akan tetap berdiri pada visi utama KPK untuk pemberantasan korupsi. Busyro mengingatkan bukan persoalan harus dijerat atau tidak, namun dalam menjerat tersangka KPK harus berpegang pada azas kebenaran materil. "Konsekuensinya, penyelidikan, penyidikan harus maksimalis. Tidak bisa minimalis," katanya.
Seperti diketahui, nama Koster sering disebut di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor). Sejumlah saksi dalam persidangan kasus suap wisma atlet SEA Games dengan terdakwa Muhammad Nazaruddin. Sejumlah saksi menyebutkan bahwa Grup Permai menggelontorkan uang Rp 2 miliar dan Rp 3 miliar kepada Angelina Sondakh dan Koster sebagai belanja proyek Wisma Atlet.
Bukan hanya proyek wisma atlet, Koster juga disebut menerima uang terkait proyek universitas di Kemenpora. Hal itu disampaikan Oktarina Furi saat bersaksi dalam sidang Nazaruddin. Oktarina tidak menjelaskan lebih jauh proyek universitas mana yang dimaksud.
Jika melihat kinerja KPK sepanjang tahun 2012 ini, KPK hanya berhasil mengembalikan uang negara Rp 113 miliar yang didapat dari para koruptor yang sudah menjalani proses hukum. Tapi sayang, KPK tidak mau mengumumkan berapa banyak uang negara yang gagal diselamatkan oleh Abraham Samad dkk. "Kami belum bisa menghitung kerugian negara akibat koruptor. Tapi mungkin awal tahun depan kami akan berikan ke teman-teman media," ujar Bambang Widjojanto, wakil pimpinan KPK lainnya.(bhc/din) |