JAKARTA, Berita HUKUM - Ratusan buruh, menggelar aksi unjukrasa 'Parade Juang Perempuan Indonesia' (PJPI) di depan Gedung DPR/MPR RI Senayan Jakarta pada, Kamis (8/3) dari pukuk 09.00 Wib pagi, selanjutnya mereka pindah menuju Istana Negara pada siang harinya, Adapun, rangkaian aksi acara ini guna memperingati Hari Perempuan Internasional, yang diperingati setiap tanggal 8 Maret.
Aksi 'Parade Juang Perempuan Indonesia' itu mereka berorasi, pembacaan surat-surat perempuan, melakukan teatrikal PRT, Monolog yang dibacakan oleh Rebecca Nyuei, pembacaan puisi perempuan oleh Kokom, Joe, Steffi, Ayu, Nufus, Kerrina basara. Nampak juga pantauan pewarta BeritaHUKUM.com di lokasi dari jaringan Parade Juang Perempuan Indonesia, seperti SERBUK (Serikat Buruh Kerakyatan), PB. GSBM, KSM-Tangerang, FBPTI, KPBI, SPB, dan masih banyak lagi.
Salah seorang aktivis perempuan dari perwakilan buruh PRT, menyampaikan bentuk penindasan terhadap pekerja perempuan, khususnya PRT yang masih ada perusahaan acap kali melakukan dan merugikan hak-hak perempuan termarginalkan.
Maka itu, demonstrasi di hari perempuan internasional ini menyampaikan untuk menuntut agar disejahterahkan. "UU kerja yang diakui harus kita terima dan terealisasi dengan benar, namun tidak terealisasi.. Saya harap kita sebagai perempuan melawan dan menuntut kesetaraan dalam bekerja," ungkapnya.
"Tidak hanya dalam bekerja, namun juga di rumah, namun tidak ditanggapi dengan serius. Kami (perempuan) adalah manusia yang ingin menuntut kesetaraan. Hidup Buruh...Hidup laki-laki yang mendukung kesetaraan bagi kami perempuan. Seluruh rakyat Indonesia adalah dilindungi hak dan kewajibannya," tegasnya berorasi.
Lanjut, Jumisih sebagai koordinator lapangan aksi menyerukan, "Hidup Perempuan, hidup buruh, hidup mahasiswa, hidup laki-laki yang mendukung kesetaraan perempuan," serunya berorasi dari mobil komando di depan gedung DPR RI, Kamis (8/3).
Para buruh menggelar aksi di depan Gedung DPR, soalnya kebanyakan berisi wakil rakyat dan berharap agar suaranya lebih terdengar oleh para wakil seluruh rakyat Indonesia.
Ditambah lagi, acap kali dituding kurangnya wakil rakyat memihak ke rakyat, khususnya kaum buruh yang termarginalkan, karena lebih memihak ke pengusaha, penguasa.
Harapannya kedepan membangkitkan seluruh rakyat Indonesia, khususnya kaum perempuan yang merasa terintimidasi, bersama sama menuntut hak-hak sebagai warga negara Indonesia secara adil.
"Kita akan bergegas ke Istana Negara, dan arahkan mobil ke Indosat Patung Kuda, dan KPPA. Rekan rekan buruh KASBI, sudah menunggu aksi. Semangat kawan-kawan. UUD MD3, Cabut cabut sekarang juga, Politik Pemilu dan Pilkada bebas dari SARA," lontarnya dengan lantang.
"Apakah kita rela politik kaum marginal, digadangkan kaum elite politik, digoreng dipanas panasi untuk keruk suara?," ungkapnya, dan selanjutnya dijawab dengan kata 'Tidak' oleh rekan rekannya dari para pendemo.
"RKUHP cabut-cabut sekarang juga !!...Aku....Kamu.....rebut kesetaraan !! Hidup rakyat Indonesia," tandasnya.
"Jelang Pemilu, makin besar rasa tidak aman bagi perempuan karena kekerasan. Kami menolak diskriminasi, intoleransi, dan pemiskinan," cetusnya.
"Selamat hari perempuan Internasional Hidup rakyat, hidup buruh," pungkasnya.(bh/mnd) |