JAKARTA, Berita HUKUM - Tim Penyidik Kejaksaan Agung (Kejagung) hari ini gagal menghadirkan tersangka Alexiat Tirtawidjaja, terkait kasus Bioremediasi PT Chevron yang merugikan negara sebesar 23 juta dolar AS atau sekitar Rp210 miliar.
"Dugaan tindak pidana korupsi Bioremediasi PT. Chevron, hingga pukul 15.30 WIB, Tersangka AT, mantan General Manager Sumatera Light North (SLN) Operation PT.CPI belum hadir memenuhi panggilan penyidik," kata Kepala Pusat Penerangan dan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Setia Untung Arimuladi kepada Wartawan, Kamis (31/10) di Jakarta.
Kejagung dalam kasus ini dinilai lambat membawa tersangka mantan General Manager (GM) Sumatera Light North Operation PT CPI, Alexiat Tirtawidjaja. Padahal 6 tersangka lain yang terlilit dalam pusaran kasus dugaan korupsi Proyek Bioremediasi PT Chevron Pacific Indonesia telah divonis oleh Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.
Sebelumnya Jaksa Agung Basrief Arief berdalih, sulitnya jaksa penyidik untuk menyeret Alexiat Tirtawidjaja ke meja hijau, lantaran tersangka masih di luar negeri. Terakhir Kejagung menyebut Alexiat berada di Amerika Serikat menjaga suaminya yang entah sakit apa.
"Ya, begini konsekuensinya karena yang bersangkutan sedang tidak berada di tempat," ujar Basrief Arief kepada Wartawan, Jumat (18/10) di Jakarta.
Kasus Bioremediasi ini, Kejagung telah menetapkan 7 tersangka. 6 tersangka lainnya yakni 4 pegawai PT CPI telah divonis Pengadilan Tipikor masing-masing dihukum 2 tahun bui, denda bervariasi dari Rp100 juta hingga 200 juta, atau subsider 3 bulan kurungan. Keempatnya tersangka itu yakni Kukuh Kertasafari, Endah Rumbiyanti, Widodo, Bachtiar Abdul Fatah.
Adapun 2 tersangka dari pihak kontraktor Pengadilan Tinggi DKI menghukum 3 tahun bui terhadap Direktur PT Sumigita Jaya, Herland bin Ompo. Dan, 2 tahun bui terhadap Direktur PT Green Planet Indonesia, Ricksy Prematuri. Sebelumnya terhadap Herland dan Ricksy dijatuhi hukuman 6 dan 5 tahun bui oleh Majelis Hakim Tipikor Jakarta. (Mvi/Ism
Sementara itu Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus) mengatakan tetap akan melakukan pemanggilan terhadap tersangka. "Tersangka tetap akan kami panggil," ucap Andhi.(bhc/mdb) |