LOS ANGELES (BeritaHUKUM.com) – Misteri penyebab kematian Michael Jackson mulai terkuak. Pengadilan akhirnya mengeluarkan pernyataan soal itu, setelah hampir dua tahun kasus ini tak terselesaikan.
Seperti diberitakan Associated Press, paramedis yang dipanggil ke rumah King of Pop itu mengaku, ketika tiba di rumah Michael di wilayah Holmby Hills, Los Angeles, tubuh sang penyanyi sudah dingin, pupilnya tak lagi bereaksi dan melebar. Artinya, sang bintang sudah meninggal.
Kematian mendadak itu disebabkan akibat kelebihan dosis propofol—obat bius yang biasanya digunakan dalam proses operasi—yang diduga disuntikkan dokter pribadi, Dr. Conrad Murray. Ditambah lagi ambulans baru dipanggil 20 menit kemudian, seperti terkuak di pengadilan.
Murray meninggalkan Michael begitu saja di ruangan pribadinya untuk kepentingan pribadi. Pada saat Michael bertarung dengan maut, Murray malah sibuk menelpon dan mengirim email. Ini membuat kesalahan sang dokter bertambah fatal.
Sampai proses pengadilan terakhir, Murray masih membantah dirinya menghilangkan nyawa seseorang karena kelalaian. Jika dinyatakan bersalah, Murray bisa menjalani hukuman penjara selama empat tahun.
Dalam persidangan sebelumnya, tim medis yang dikirimkan untuk menyelamatkan nyawa penyanyi itu mengetahui ada hal yang ganjil. Mereka menemukan seorang pria kurus di lantai, mantanya terbuka, dan mengenakan topi operasi. Kulitnya mulai membiru.
Paramedis Richard Senneff bertanya kepada dokter yang terlihat panik dan berkeringat mengenai apa yang terjadi kepada pria kurus tersebut.
"Dia berkata, 'Tidak ada. Dia tidak memakan apa-apa,'" ujar Senneff dalam kesaksiannya di hadapan juri di pengadilan pembunuhan tidak disengaja dengan terdakwa dokter Jackson, Conrad Murray. "Bagi saya, hal itu tampaknya tidak benar," imbuh Senneff.
Dalam waktu 42 menit saat tim paramedis Los Angeles berusaha menyelamatkan Jackson, kata Senneff, beberapa hal dalam kamar tersebut dan pernuataan Murray tidak konsisten dengan apa yang sebenarnya terjadi.
Setelah beberapa kali didesak, Murray akhirnya mengungkapkan beberapa hal terkait aksinya. Murray mengaku memberikan Jackson, satu dosis obat penenang lozarepam untuk membantunya tidur. Senneff kemudian menemukan beberapa botol obat di meja tidur Jackson dan Murray akhirnya mengaku tengah mengobati penyanyi tersebut atas keluhan dehidrasi dan kelelahan.
Murray tidak pernah menyebut dirinya telah memberikan obat penghilang rasa sakit propofol dan obat penenang lainnya. Hal itu menurut jaksa menunjukkan bahwa dia berusaha menyembunyikan aksinya yang menyebabkan Jackson meninggal dunia.
Murray mengaku tidak bersalah dalam kasus tersebut. Jika terbukti bersalah, dokter berusia 58 tahun itu terancam hukuman penjara selama empat tahun dan kehilangan izin praktiknya.(mic/sya)
|