MESIR, Berita HUKUM - Lebih dari 180 pendukung kelompok Ikhwanul Muslimin di Mesir divonis mati atas serangan terhadap kantor polisi di Kairo pada 2013. Ikhwanul Muslimin telah dinyatakan sebagai kelompok terlarang di negara itu.
Serangan ke kantor polisi itu terjadi bersamaan dengan serangan pasukan keamanan Mesir ke kamp-kamp pendukung Ikhwanul yang menewaskan ratusan orang.
Mesir menuai kritik keras terhadap tindakan represif mereka terhadap para pendukung Presiden terguling Mohammed Morsi.
Ratusan vonis mati telah dijatuhkan pengadilan terhadap mereka tetapi belum ada eksekusi yang dilakukan.
Hukuman mati yang terbaru ini dibuat berdasarkan opini pejabat urusan agama yang berkuasa di Mesir yaitu mufti.
Serangan terhadap kantor polisi di desa Kerdasa terjadi pada 14 Agustus 2013, dimana 11 orang polisi meninggal dunia.
Sementara, Amnesty International sebelumnya telah memperingatkan bahwa hukuman mati massal berlalu di negara tersebut "bukti mengkhawatirkan semakin dipolitisasi dan sewenang-wenang sikap peradilan Mesir terhadap keadilan dan hukuman mati."
Dua uji coba massal pada tahun 2014 melihat 1.200 orang, sebagian besar pendukung Ikhwanul Muslimin, dihukum mati. Putusan itu "pelanggaran hukum internasional," menurut PBB, dan dari 1.000 kalimat telah diubah menjadi hidup.
Terdakwa dalam Pembantaian Kerdasa secara luas diduga memiliki hubungan dengan Ikhwanul Muslimin, dijuluki sebagai "organisasi teroris" oleh pemerintah Mesir setelah pemimpin kelompok itu, Mohammed Morsi, telah dihapus dari kekuasaan pada Juli 2013.
Menanggapi keputusan Selasa, Kebebasan dan Keadilan Partai, partai politik Ikhwanul Muslimin, mencela keputusan, yang datang "kurang dari 48 jam setelah presiden terguling tersebut dibebaskan."
Pernyataan, yang dikeluarkan pada halaman Facebook partai, adalah referensi ke keputusan pada hari Sabtu untuk menjatuhkan tuduhan pembunuhan terhadap mantan Presiden Hosni Mubarak, yang berdiri dituduh terlibat dalam pembunuhan 846 demonstran selama pemberontakan 2011 yang menyebabkan jatuhnya dia.
Pembebasan Mubarak telah memicu gelombang protes di seluruh negeri, dengan dua demonstran ditembak mati dengan peluru tajam di Kairo ikon Tahrir Square.(BBC/MEE/bhc/sya) |