JAKARTA, Berita HUKUM - Pengguna media sosial (Medsos) telah menjamur di masyarakat sepuluh tahun belakangan ini. Saat ini, Indonesia menempati urutan keempat dengan jumlah pengguna terbanyak untuk Facebook dan urutan kedua dengan jumlah pengguna terbanyak di dunia untuk Twitter.
Namun, menurut hasil studi tahun 2013, pengguna media sosial, seperti Facebook, Twitter dan Path serta media sosial lainnya, masih terpusat di kota-kota besar di Pulau Jawa. Belum sepenuhnya menjangkau ke kota-kota kecil di Indonesia.
Melalui sebuah program, Social Media for Social Good yang digagas oleh Koalisi Pemuda Hijau Indonesia (Kophi), akan membantu memperkenalkan bagaimana memanfaatkan media sosial pada masyarakat di kota-kota kecil, terutama dalam bidang lingkungan dan pendidikan.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara hadir saat meluncurkan program “Social Media for Social Good” bersama dengan Robert O. Blake, Jr., Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia dan Kophi di Jakarta Valley, Jakarta, Selasa (13/1) lalu.
Dalam sambutannya, Rudiantara mengatakan, masih banyak masyarakat di kota-kota kecil yang belum melek media sosial. “Masih banyak masyarakat di kota-kota kecil itu tidak tahu beda internet dengan Twitter. Kalau kita di kota-kota besar sudah tahu,” kata Rudiantara.
Menurut Rudiantara, media sosial merupakan salah satu sarana yang efektif untuk berkomunikasi. “Media sosial diharapkan bisa diarahkan ke konten-konten yang positif dalam hal ekonomi, menjaga kelestarian lingkungan, dan sebagainya,” ujar Rudiantara.
Senada dengan Rudiantara, Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Robert O. Blake, JR., mengatakan program media sosial ini diharapkan dapat membuat sebuah perubahan sosial.
Pemerintah AS dalam hal ini melalui Kedubes AS telah banyak melakukan kegiatan atau program terkait kewirausahaan. Namun, kami juga berpikir bahwa sudah seharusnya program-program tersebut berlanjut ke tahap berikutnya, yakni wirausaha dengan pemanfaatan digital, kata Robert.
Dengan fakta bahwa Indonesia jadi salah satu negara pengguna media sosial terbesar, Blake optimistis program ini berjalan sukses. “Ini seharusnya menjadi kesempatan bagi anak muda di Indonesia untuk melakukan gerakan sosial di ranah media sosial,” paparnya.
Pendiri Kophi Lidwina Marcella juga menyatakan bahwa masih banyak pengguna media sosial di Indonesia yang belum mengerti dan mengoptimalkan fungsi media sosial.
Penggunaan media sosial kadang cuma untuk post selfie atau ngobrol hal-hal yang bisa dilakukan lewat pesan personal. Padahal media sosial bisa banget digunakan untuk mengangkat isu lokal menjadi isu global, kata Lidwina(Az/kominfo/bhc/sya) |