JAKARTA, Berita HUKUM - Hasil survei Lembaga Survei Nasional (LSN) dipertanyakan. Pasalnya, berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada tanggal 1 sampai dengan 10 Mei 2013 di 33 Provinsi Partai Golkar menduduki peringkat pertama dengan perolehan suara 19,7 persen.
Dengan diikuti, PDI-Perjuangan 18,3 persen, Gerindra 13,9 persen, Hanura 6,9 persen dan Demokrat 6,1 persen.
Selain itu, dalam pemilihan calon Presiden (capres). Hasil survei menunjukkan Ketua Umum Dewan Pembina Gerindra, Prabowo Subianto menduduki posisi pertama dengan perolehan suara 22,7 persen.
Lalu posisi kedua, diduduki Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie 16,3 persen. di posisi ketiga ada Ketua Umum Hanura Wiranto 13,2 persen.
Menanggapi hasil tersebut, salah seorang pewarta media nasional mempertanyakan siapa yang membiayai LSN.
Menjawab pertanyaan tersebut, peneliti utama LSN, Dipa Pradipta menyatakan ada kode etik yang harus dipatuhi lembaga survei.
"Memang ada biaya dalam melaksanakan survei, cuma kami tidak bisa memberitahu founding (penyumbang) kami. Karena sesuai dengan etika," ujarnya saat jumpa pers hasil survei yang bertema Persepsi Publik Terhadap Integritas Institusi Demokrasi yang digelar di Hotel Grand Menteng, Jakarta, Selasa (16/7).
Ada Yang Kontrakdiktif
Usai menggelar jumpa pers, Dipa menyatakan bahwa partai-partai yang selalu memperjuangan aspirasi rakyat. dan tidak pernah terkena kasus korupsi, mendapat simpati dari rakyat.
"Seperti PDI-Perjuangan, Gerindra dan Hanura yang bersih dari kasus korupsi. Sedikit banyak mempengaruhi simpati publik untuk memilih," ungkapnya.
Namun, dalam hasil survei yang diperoleh dengan menggunakan sample 1230 responden dengan teknik multistage random sampling (acak bertingkat). Partai Golkar yang diterpa isu korupsi pengadaan Al-quran di Kementerian Agama. Meduduki urutan pertama dengan perolehan suara 19,7 persen.(bhc/riz) |