Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
EkBis    
Transportasi
Gusti Hatta: Transportasi Berbahan Bioetanol Terkendala Luas Lahan
Friday 20 Apr 2012 18:23:26
 

Menristek Gusti Hatta bersama mobil berbahan bakar gas berteknologi konventer karya para Peneliti dari UGM di Jakarta. Jum'at (20/4). (Foto: BeritaHUKUM.com/boy)
 
JAKARTA (BeritaHUKUM.com) - Meski mengalami kemajuan teknologi dalam penerapan energi terbarukan di bidang transportasi umum khususnya mobil, Menteri Riset dan Teknologi, Prof. Gusti Hatta menyatakan potensi bioetanol sebagai bahan bakar kendaraan masih menghadapi kendala persoalan luas lahan.
Diperlukannya lahan yang luas terkait biaya produksi bioetanol yang masih dianggap tinggi.

"1 liter bioetanol untuk kendaraan mobil, itu butuh 7 kilogram singkong. Artinya secara umum kita butuh lahan luas guna mengoptimalkan bioetanol sebagai bahan energi terbarukan,"ungkap Gusti Hatta kepada BeritaHUKUM.com usai menerima mobil berbahan bakar gas berteknologi konverter karya Peneliti UGM, Jum'at (20/4).

Menurut Gusti, pemerintah harus mempertimbangkan dua sisi untuk kegunaan yaitu antara fungsi lahan tanaman sebagai bahan energi terbarukan atau luas lahan yang dioptimalkan guna ketersediaan ketahanan pangan.

"Soal masa depan bioetanol, ini sedang dipertimbangkan pemerintah, karena lahan yang ada juga diperlukan untuk ketahanan pangan", imbuhnya.

Saat ini bahan bakar bersumber energi bioetanol dijual dengan harga pasar Rp. 9.000 per liter. Adapun sejak tahun 2006, Kementrian Ristek dan BPPT telah melakukan ujicoba pemakaian bioetanol terhadap sejumlah kendaraan transportasi serta mesin untuk mengolah hasil panen tanaman pangan.

Tahap uji coba dianggap berhasil namun sayangnya semua uji coba itu masih terkendala ketersediaan bahan baku, luas lahan serta dukungan kebijakan dari pemerintah.

Sedangkan Brazil merupakan negara di benua Amerika Latin yang paling banyak menggunakan bioetanol dan biodiesel guna meningkatkan ketahanan energi negeri tersebut.(Bhc/boy)



 
   Berita Terkait > Transportasi
 
  Bayar Tiket Parkir Bukan Berarti Kendaraanmu Aman
  Kemenhub Harus Kaji Kembali Pembatasan Penjualan Tiket di Pelabuhan Bakauheni
  Kemenhub Didesak Atasi Mahalnya Harga Tiket Moda Transportasi Darat, Laut, dan Udara
  Pemerintah Diingatkan Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab Terkait Impor KRL
  Kaji Ulang Wacana Jalan Berbayar di DKI Jakarta
 
ads1

  Berita Utama
Purbaya Curiga Ada Rp 285,6 T Uang Pemerintah Pusat di Simpanan Berjangka

Kontingen Atlet Senam Israel Tak Diizinkan Masuk ke Indonesia, Ini Penjelasan Menko Yusril

Aliansi Masyarakat Simalungun Tolak Soal Klaim Tanah Adat dan Mendesak Konsistensi Pemerintah

Prabowo di Sidang PBB: Indonesia Siap Kerahkan 20.000 Orang untuk Perdamaian Gaza

 

ads2

  Berita Terkini
 
Ratusan Siswa di Yogakarta Keracunan MBG, Wali Kota Hasto Telepon Kepala BGN

Kepengurusan Partai Ummat Kubu Amien Rais 'Digugat' Para Kader Sendiri

Drama Hukum Tak Berujung, Putusan Final MA Ternyata Dapat Ditambah

KPK Sarankan Mahfud Buat Laporan Dugaan Korupsi Proyek Kereta Cepat

Purbaya Curiga Ada Rp 285,6 T Uang Pemerintah Pusat di Simpanan Berjangka

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2