JAKARTA, Berita HUKUM - Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia, Xie Feng mengenakan setelan jas rapih dengan didampingi seorang translator dan tiga orang pendampingnya datang menemui Menteri Koordinator bidang Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli di kantornya, Gedung BPPT 1, Jalan M.H Thamrin, Jakarta Pusat pada kemarin hari Senin (31/8). Adapun kedatangannya untuk membahas rencana proyek kereta api cepat (high speed railway) rute Jakarta-Bandung, dengan jarak tempuh 200 kilometer (km).
"Sebelumnya, penasehat khusus PM Jepang Hiroto Izumi juga sudah menemui saya untuk membahas kereta cepat yang disebut-sebut hanya akan menghabiskan waktu 30 menit jarak Bandung-Jakarta itu," kata Rizal Ramli, di Kantor Menko Maritim dan semberdaya di gedung BPPT Jl. MH Thamrin, Jakarta pada, Senin (31/8).
Pada Jumat pekan yang lalu, Dubes Tiongkok untuk Indonesia Xie Feng juga menyambangi kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan menemui Darmin Nasution, guna menawarkan proposal terbaik untuk proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung tersebut.
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumberdaya Republik Indonesia Dr. Rizal Ramli menuturkan, "Pemerintah akan memberikan kompetisi antara China dan Jepang berjalan seadil mungkin, tak perduli siapa yang membeking mega proyek itu, selama menguntungkan rakyat dan Indonesia."
Sejujurnya, menurut Rizal, "saya kagum dengan pengetahuan dubes dari Tiongkok ini. Kompetisi yang ketat sekali, semakin ketat semakin baik untuk kita (Indonesia). Yang penting kriterianya menguntungkan bagi kita," jelas Rizal Ramli.
"Mengenai pembiayaan, kami tidak mau dari APBN, jika pembiayaan lebih tinggi kami lebih suka B to B. Dan perihal garansi (Guarantee), disepakati over 100 persen dari Tiongkok. Untuk pengelolaan, kami ingin ditengah waktu kontrak Indonesia dilibatkan," ungkap Rizal Ramli. Maksudnya, agar nantinya ada transfer teknologi, lokal konten, "negeri tirai bambu berani 60 persen, sedangkan Jepang akan lihat nanti berani berapa," tutupnya.(bh/mnd) |