TANGERANG (BeritaHUKUM.com) – Kondisi kesehatan Rasminah binti Rawan (55) warga Kampung Sawah, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, kini makin menurun. SHal ini menyusul, putusan kasasi Mahkamah Agung (MA) menyatakan bersalah dalam perkara pencurian sop buntut dan enam piring milik majikannya beberapa tahun lalu.
Menurunnya kondisi kesehatan Rasminah ini disampaikan anaknya, Astuti kepada wartawan yang mendatangi rumahnya di Tangsel, Banten, Selasa (31/1). Menurut dia, ibunya terkejut setelah menerima salinan putusan MA dari kuasa hukumnya yang selama ini mendampinginya dalam kasus ini.
"Begitu ibu tahu (putusan kasasi MA), ia langsung menangis, karena takut dipenjara. Bahkan, sekarang ibu susah disuruh makan, makanya kesehatannya drop. Saya berharap keadilan bagi ibu saya. Kasihan dia sudah tua dan sakit-sakitan. Bagaimana kalau dia harus dipenjara. Kami tetap berharap ada keadilan bagi ibu dan bisa terbebas dari jerat hukum," imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, MA dalam putusan kasasinya memutuskan terdakwa Rasminah Binti Rawan (55) bersalah, karena terbukti mencuri enam piring milik majikannya, Siti Aisyah Margaret Soekarnoputri. Putusan MA ini ditetapkan pada 31 Mei 2011. Putusan ini mengabulkan permohonan kasasi jaksa Kejari Tangerang dan membatalkan putusan PN Tangerang 1364/Pid.B/2010/PN.TNG.
Kasus ini sendiri, diputus bebas oleh majelis hakim PN Tangerang. Atas putusan bebas tersebut langsung ditindaklanjuti jaksa Riyadi dengan mengajukan kasasi. Jaksa sebelumnya menuntut terdakwa Rasminah dengan hukuman lima bulan penjara.
Sementara dalam putusan kasasinya bernomor 653K/Pid.2011 tersebut, majelis hakim agung yang diketuai Artidjo Alkotsar memutuskannya bersalah. MA pun mengganjar Rasminah hukuman penjara empat bulan 10 hari (140 hari). Tapi putusan itu tidak bulat sepakat, karena hakim ketua Artidjo menyampaikan pendapat berbeda (dissenting opinion). Putusan ini berbeda dengan dua hakim anggota, yakni Imam Harjadi dan Zaharuddin Utama.
Artidjo Alkotsar menyatakan Rasminah bebas. Namun suaranya kalah suara dengan dua anggota majelis hakim agung lainnya, sehingga Rasminah harus dihukum 140 hari penjara. Artidjo memutuskan hal tersebut, karena barang bukti yang dihadirkan di persidangan bukan semuanya dari pelapor. Selain itu, Rasminah tidak terbukti mencuri, karena mangkok adalah pemberian majikan. Jaksa juga tidak bisa mengajukan kasasi karena bukan putusan bebas murni.(dbs/mry)
|