MEDAN, Berita HUKUM - Pengungsi Rohingya yang tinggal di rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Medan, Jl Selebes Belawan, Medan, bentrok antara sesamanya sehingga mengakibatkan delapan orang menghembuskan nafas terakhirnya. Selain 8 orang meninggal dunia, 21 pengungsi lainnya mengalami luka-luka, Jum'at (5/4).
Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Belawan AKP Yudi Frianto kepada wartawan, dugaan sementara bentrokan yang terjadi dini hari tadi karena wanita.
"Keterangan kita dapati dari orang dalam Rudenim, mereka bertengkar karena wanita," kata Yudi kepada wartawan.
Kedelapan orang meninggal dunia itu adalah warga negara Myanmar. Mereka adalah Aye (23), Myo (20), Aung Thu Win (24), Aung Than (44), Min-min (24), Win Tun (32), Nawe (23) dan Sam Iwin (45).
Polisi masih terus menggali keterangan dari 21 orang yang terluka di Polres Pelabuhan Belawan. Sementara kedelapan korban meninggal, saat ini telah berada di RSU Pirngadi Medan. (bhc/and)
Penyebab baku hantam masih diselidiki. Namun menurut Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Belawan AKP Yudi Frianto, dugaan sementara bentrokan yang terjadi dini hari tadi karena wanita.
"Berdasarkan keterangan dari orang dalam Rudenim bertengkar karena wanita," kata Yudi kepada wartawan di Medan, Jumat (5/4).
Seperti diberitakan sebelumnya, baku hantam terjadi pukul 02.00 WIB dini hari tadi. Kedelapan orang yang tewas adalah Aye (23), Myo (20), Aung Thu Win (24), Aung Than (44), Min-min (24), Win Tun (32), Nawe (23) dan Sam Iwin (45). Selain menewaskan 8 orang, insiden baku hantam itu juga membuat 21 pengungsi lainnya terluka.
Saat ini polisi tengah meminta keterangan dari 21 orang yang terluka di Polres Pelabuhan Belawan, soal awal mula perkelahian malam tadi. Kedelapan korban tewas kini sudah dibawa ke RS Pirngadi.(bhc/sya) |