JAKARTA, Berita HUKUM - Ketua dewan pertimbangan (Wantim) Partai Golkar Akbar Tandjung kembali menegaskan perlunya partai berlambang pohon beringin itu melakukan evaluasi atas hasil perolehan suara partai dalam pemilu legislatif 9 April lalu. Akbar juga menegaskan dirinya berbicara sebagai dewan pertimbangan dan bukan atas nama pribadi.
Perlu diketahui, jauh-jauh hari Golkar telah menargetkan sekitar 27-30 persen. Namun hasil hasil hitung cepat menunjukkan Golkar hanya mendapatkan 14,48 persen.
"Evaluasi itu sangat penting untuk mengetahui mengapa suara Golkar kurang dari 15 persen? Jadi, evaluasi yang kita usulkan yaitu atas hasil perolehan suara Golkar yang jauh dari target, bukan evaluasi pencapresan ARB,” kata Akbar lewat rilis yang diterima, Selasa (15/4).
Penegasan Akbar ini bertentangan dengan pandangan Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Luhut Panjaitan yang menyatakan bahwa usulan evaluasi yang dikemukakan Akbar atas nama pribadi dan bukan atas nama Wantim.
“Bagaimana saya mengusulkan atas nama pribadi? Ya atas nama Wantim-lah, karena yang ditanya saya, maka saya jawab perlu evaluasi hasil pileg," kata Akbar.
Mantan ketua umum Partai Golkar ini mengungkapkan, Rakernas Pemenangan Pemilu DPP Golkar memutuskan target perolehan pemilu legislatif adalah 27 persen. Keputusan ini diambil atas dasar masukan empat lembaga survei yang melakukan jajak pendapat pada 30 ribu orang di seluruh Indonesia.
“Bukan hanya suara yag jauh dari target, tetapi kursi DPR Golkar nantinya dipastikan turun. Hasil pemilu legislatif 2009, Golkar mendapat 106, sekarang berdasarkan hitungan lembaga survei, Golkar hanya akan dapat 83-96 kursi," terangnya.
"Nah, ini kan ada penurunan perolehan kursi DPR. Lalu, kita diam saja?” tanya Akbar retoris.(dtk/bhc/sya) |