Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Legislatif    
Uighur
Pemerintah RI Harus Nyatakan Sikap soal Muslim Uighur
2019-12-29 15:25:26
 

Ilustrasi.(Foto: Istimewa)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Wakil Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyhari mengatakan sepakat dengan langkah pemerintah Indonesia untuk tidak ikut campur urusan dalam negeri China terkait muslim Uighur. Namun, Ia meminta pemerintah untuk menyatakan sikap agar China memberikan kebebasan beragama terhadap warga negaranya.

"Menurut saya harus ada pernyataan sikap. Ya sikap itu bisa saja mengimbau jangan dilakukan pembatasan beribadah, berikan kebebasan untuk menjalankan agama bagi muslim yang ada di Uighur. Ada keberpihakan terhadap penindasan pada muslim Uighur," ujar Kharis melalui rilis yang diterima Parlementaria, Kamis (26/12).

Sebagai negara muslim, Indonesia diharapkannya mengambil sikap. Ia sepakat pemerintah tidak ikut campur urusan dalam negeri China, hal tersebut sesuai dengan politik luar negeri yang dianut bangsa Indonesia. "Tapi jika terjadi penindasan, pelanggaran HAM dan Indonesia sebagai, apalagi ini definitif sekali yang ditindas, yang seperti yang di berita itu adalah orang Islam. Sementara Indonesia negara yang mayoritas muslim atau muslim terbesar itu saya kira tidak bisa tinggal diam. Minimal dengan statemen," katanya

Terkait dengan rencana sejumlah ormas Islam di Indonesia yang akan menggelar aksi unjuk rasa di depan Kedutaan Besar (Kedubes) China di Jakarta, pada Jumat (27/12) dalam rangka merespon dugaan penindasan etnis Muslim Uighur di Xianjiang, China, Wakil Rakyat asal Solo ini dengan tegas mendukung dan meminta agar aksinya berjalan damai dan pesan dukungan untuk Uighur dari aksi itu mendunia.

"Aksi nanti saya harap berjalan tertib, damai dan memang menjadi kegelisahan kita bersama bagaimana respon ummat Islam Indonesia, saya harap pihak Kedubes Tiongkok bisa memfasilitasi dan menjelaskan kepada massa sejernihnya dan pihak Dubes Tiongkok juga harus melihat bahwa aksi nanti adalah solidaritas ummat Islam terhadap saudara mereka dibelahan bumi lainnya wabil khusus Xinjiang, Tiongkok sehingga pesan aksi ini bisa sampai Beijing dengan baik" tutup Kharis.(rnm/es/DPR/bh/sya)





 
   Berita Terkait > Uighur
 
  Rekaman Kamp Uighur Tayang di YouTube, Warga Khawatir Keselamatan Vlogger
  China Ciptakan 'Situasi Mengenaskan dan Menakutkan' Bagi Warga Minoritas Muslim Uighur di Xinjiang, 'Ingin Hapus' Keyakinan Agama Islam dan Praktik Etno-Kultural
  Kesaksian Jurnalis BBC Diusir dari China: 'Realitas Suram Peliputan di China yang Mendepak Saya Keluar'
  China Larang Siaran BBC News karena Laporan tentang Uighur dan Covid-19
  Bagaimana China 'Manfaatkan' Undangan Liputan ke Xinjiang untuk Mengontrol Narasi tentang Muslim Uighur
 
ads1

  Berita Utama
Mengapa Dulu Saya Bela Jokowi Lalu Mengkritisi?

Mudik Lebaran 2024, Korlantas: 429 Orang Meninggal Akibat Kecelakaan

Kapan Idul Fitri 2024? Muhammadiyah Tetapkan 1 Syawal 10 April, Ini Versi NU dan Pemerintah

Refly Harun: 6 Ahli yang Disodorkan Pihak Terkait di MK Rontok Semua

 

ads2

  Berita Terkini
 
Mengapa Dulu Saya Bela Jokowi Lalu Mengkritisi?

5 Oknum Anggota Polri Ditangkap di Depok, Diduga Konsumsi Sabu

Mardani: Hak Angket Pemilu 2024 Bakal Bikin Rezim Tak Bisa Tidur

Hasto Ungkap Pertimbangan PDIP untuk Ajukan Hak Angket

Beredar 'Bocoran' Putusan Pilpres di Medsos, MK: Bukan dari Kami

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2