Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Nusantara    
Demokrasi
Zuhairi Misrawi: Hoaks Berbahaya Bagi Demokrasi
2019-01-18 19:01:31
 

Tampak para narasumber Diskusi Publik 'Hoax, Integritas KPU dan Ancaman Legitimasi Pemilu' yang digelar Institut Demokrasi Republikan (ID-Republikan) di kawasan Cikini, Jumat (18/1). (Foto: BH /mos)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Penyebaran hoaks dinilai sebagai salah satu hal yang merusak tatanan demokrasi. Sebab akibat beredarnya informasi bohong tersebut, ide dan gagasan bukan lagi menjadi faktor utama dipilihnya seorang peserta pemilu oleh masyarakat. Kesimpulan ini mengacu pada Pilkada DKI Jakarta 2017, serta menjelang Pemilu 2019.

"Karena kalau kita lihat pemantiknya sejak Pilkada DKI sampai ke pilpres sekarang ini, ada satu fenomena di mana demokrasi tidak lagi jadi kontestasi ide dan gagasan, tapi kontestasi ujaran kebencian SARA dan juga hoaks," ujar Zuhairi Misrawi, intelektual muda Nahdlatul Ulama (NU) di diskusi 'Hoax, Integritas KPU dan Ancaman Legitimasi Pemilu' yang digelar Institut Demokrasi Republikan (ID-Republikan) di kawasan Cikini, Jumat (18/1).

Di samping itu, imbuh Zuhairi, penyebaran hoaks berdampak pada perpecahan di masyarakat. Hoaks pun dianggap membahayakan, apabila menyasar lembaga penyelenggara pemilu, Komisi Pemilihan Umum (KPU).

KPU sempat menjadi korban hoaks mengenai surat suara yang telah tercoblos sebanyak tujuh kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok.

"Kita tidak bisa biarkan hoaks mendelegitimasi KPU pada penyelenggaraan 17 April nanti, ini bahaya sekali," kata dia.

Menurut politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), tak masuk akal apabila kecurangan bisa dilakukan ketika pemilu. Sebab, selain seluruh tempat pemungutan suara (TPS) dijaga saksi masing-masing kandidat, di era teknologi yang semakin canggih agak sulit manipulasi dilakukan. Atas itu ia meminta masyarakat dan seluruh pihak menghentikan penyebaran hoaks, termasuk yang menyasar KPU.

"Orang Islam harusnya mengerti betul kalau hoaks itu adalah dosa besar, karena fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan," tandas Zuhairi.(bh/mos)



 
   Berita Terkait > Demokrasi
 
  Kontroversi Presiden RI, Pengamat: Jokowi Mau Membunuh Demokrasi Indonesia!
  Jangan Golput, Partisipasi Generasi Muda di Pemilu Penentu Indeks Demokrasi
  Yanuar Prihatin: Sistem Proporsional Tertutup Bahayakan Demokrasi
  Peneliti BRIN Ungkap Demokrasi Tak Lagi Sehat Sejak Maraknya 'Buzzer' di Medsos
  Jelang Tahun 2023, Fadli Zon Berikan Dua Catatan Kritis Komitmen Terhadap Demokrasi
 
ads1

  Berita Utama
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

 

ads2

  Berita Terkini
 
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2