Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Legislatif    
Virus Corona
Varian Delta Plus Terdeteksi, Pemerintah Harus Perkuat WGS dan Anggaran untuk Penelitian
2021-07-30 21:53:01
 

Ilustrasi.(Foto: Istomewa)
 
JAKARTA, Belum selesai varian Delta asal India yang masih menghantui masyarakat, kini varian 'Delta plus' (B.1.617.2.1 atau AY.1) disebut-sebut sudah terdeteksi di sejumlah wilayah Indonesia. Hal ini harus menjadi perhatian pemerintah. Merespon hal itu, Anggota Komisi IX DPR RI Intan Fauzi mendorong pemerintah agar memperkuat upaya mengetahui penyebaran mutasi Sars-Cov-2 atau Whole Genome Sequencing (WGS).

"WGS atau upaya mengetahui penyebaran mutasi Sars-Cov-2 di Indonesia harus diperkuat, sehingga kita memiliki basis dalam pengambilan kebijakan kesehatan. Manfaat WGS sebagai data keseluruhan sangat penting utk penanganan Pandemi, apalagi dengan penambahan kasus positif per hari dan angka kematian yang tinggi, juga pengadaan jenis vaksin yang digunakan," ujar Intan melalui rilis yang diterima Parlementaria, Kamis (29/7).

Menurut Intan, kecepatan uji WGS di Indonesia masih banyak kendala, hal ini dikarenakan belum kuatnya dukungan dari pemerintah salah satunya adalah anggaran penelitian. Padalah, para peneliti di lembaga penelitian Indonesia kemampuannya tidak kalah dari peneliti di luar negeri dalam melakukan WGS juga membuat vaksin.

"Namun keunggulan SDM Indonesia itu perlu dukungan anggaran dan sarana prasarana. Saat ini lembaga penelitian terutama yang berada di berbagai universitas harus melakukan Swadana baik untuk peralatan dan beban biaya operasional para peneliti," ujar politisi Fraksi PAN ini.

"Mahasiswa Indonesia di Oxford University seperti Indra Rudiansyah dapat ikut berperan di balik peluncuran Vaksin Astra Zeneca, tentunya jika pemerintah mau memberi sarana prasarana dan anggaran seperti di luar negeri, maka para peneliti Indonesia akan berprestasi dan berkontribusi dalam wabah pandemi dengan hasil WGS termasuk percepatan Vaksin Merah Putih, tandas Intan lulusan Nottingham University Inggris ini," lanjutnya

Di Indonesia kini ada 17 Lab yang bisa melaksanakan Whole Genome Sequencing, antara lain: Litbangkes-Kemenkes, Eijkman, LIPI, FKUI, ITB-Labkesda Jabar-UNPAD, ITD Unair, UGM, UNS, FK Andalas, BPPT, FK UIN, FK UNTAN, FK USU, Univ. UPN veteran, Clinical Microbiology Lab RSPTN Universitas Hasanuddin dan MRIN UPH.

"Biaya untuk melakukan uji WGS di Indonesia sangat mahal karena tingginya harga mesin dan alat Reagan WGS yang masih impor. Juga produsen dan distributor sangat terbatas, sehingga memperlambat penelitian. Perlu ada kebijakan relaksasi pajak dan kemudahan pengadaan peralatan penelitian di masa Pandemi," uai wakil rakyat dapil Jawa Barat VI ini.

Lebih lanjut, Intan mengamini Indonesia patut waspada sebab kini sudah ditemukan 197 kasus di 11 negara. Hal ini wajib menjadi alarm bagi Indonesia sehingga perlu dilakukan pemantauan dan mitigasi wabah secara dini di seluruh wilayah Indonesia.

Diberitakan sebelumnya, kabar terdeteksinya varian Delta Plus di Indonesia dikonfirmasi oleh Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Subandrio. Ia menyebut sudah ada kasus ditemukan yaitu di Jambi dan Mamuju Sulawesi Barat.(rnm/es/DPR/bh/sya)



 
   Berita Terkait > Virus Corona
 
  Pemerintah Perlu Prioritaskan Keselamatan dan Kesehatan Rakyat terkait Kedatangan Turis China
  Pemerintah Cabut Kebijakan PPKM di Penghujung Tahun 2022
  Indonesia Tidak Terapkan Syarat Khusus terhadap Pelancong dari China
  Temuan BPK Soal Kejanggalan Proses Vaksinasi Jangan Dianggap Angin Lalu
  Pemerintah Umumkan Kebijakan Bebas Masker di Ruang atau Area Publik Ini
 
ads1

  Berita Utama
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

 

ads2

  Berita Terkini
 
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2