JAKARTA (Berita HUKUM.com) – Untuk menutupi defisit dalam tahun anggaran 2012, pemerintah bakal menarik pinjaman sebesar 1,9 miliar dolar AS untuk menutupi defisit dalam tahun anggaran 2012. Pemerintah pun masih mengandalkan instrumen pinjaman, baik pinjaman luar negeri serta dalam negeri serta penjualan surat berharga negara untuk menutupi defisit anggaran.
Sepanjang 2006-2011 bunga dan pokok utang mengalami peningkatan. "Utang meningkat terus, karena (anggaran RI) masih defisit dan kebutuhan pembayaran utang jatuh tempo," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Utang, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Rahmat Waluyanto dalam rapat kerja dengan Komisi XI di gedung DPR, Rabu (14/9).
Untuk 2012, lanjutnya, pemerintah rencananya akan melakukan pinjaman dari berbagai lembaga internasional baik multilateral maupun bilateral. Rincian pinjaman tersebut, yakni Bank Dunia sebesar 1,3 miliar dolar AS, Bank Pembangunan Asia (Asia Development Bank/ADB) sebesar 450 juta dolar AS dan Japan International Corporation Agency (JICA) sebesar 150 juta dolar AS.
Dalam Nota Keuangan dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal 2012 disebutkan, penarikan pinjaman luar negeri terdiri dari pinjaman program sebesar Rp 16,9 triliun dan pinjaman proyek sebesar Rp39,1 triliun yang didalamnya termasuk penerusan pinjaman sebesar Rp 9 triliun.
Penarikan pinjaman untuk proyek Pemerintah Pusat sebesar Rp 30,1 triliun tersebut terdiri atas pinjaman proyek pada kementerian/lembaga sebesar Rp 28,3 triliun dan penarikan pinjaman yang diterushibahkan ke pemerintah daerah sebesar Rp 1,8 triliun. “Tahun 2012 kita tarik 1,9 miliar dolar AS,” tandasnya.(inc/ind)
|