MEDAN, Berita HUKUM - Penyelenggaraan APEC 2013 memiliki arti khusus bagi Indonesia dan dunia. Ada tiga hal yang diharapkan dari penyelenggaraan APEC tahun ini. "Salah satunya adalah memperkuat sistem perdagangan internasional dan memperkuat hasil kerja WTO". Demikian disampaikan Denny W. Kurnia, MA., Direktur Kerjasama APEC dan Organisasi Internasional Lainnya, Kemendag RI saat konperensi pers di Medan siang ini (1/7).
Menurutnya, APEC sedianya dibentuk untuk mendorong kerja WTO. "Kedua organisasi ini tidak bisa dipisahkan dan saling mendukung satu sama lain". APEC adalah jembatan antara WTO dan Free Trade Area di kawasan Asia Pasific.
Peran APEC jelas bagi WTO. "Forum ini berperan penting dalam memberikan masukan dan mendorong konperensi tingkat Menteri WTO yang berwenang menghasilkan aturan-aturan yang mengikat bagi perdagangan dunia", tambah Denny.
"Kita semua ingin WTO sukses", ujarnya. Sukses dalam hal ini adalah dunia kembali melihat WTO sebagai organisasi yang kredibel dan tajam dalam menyelesaikan permasalahan ekonomi dunia.
Selain itu, yang kedua, menurut Denny, yang diharapkan dari penyelenggaraan APEC tahun ini adalah cita-cita "Bogor Goals" dapat tercapai. Liberalisasi yang diamanatkan dalam Bogor Goals adalah penting bagi Indonesia dan tidak terkecuali negara-negara di kawasan.
"Kita memerlukan pengaturan liberalisasi yang jelas bagi ekspor dan impor kita", ujar Denny. Tentu hal tersebut bukan tanpa tantangan. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah tenggat waktu penyesuaian suatu negara terhadap liberalisasi.
"Hal ini hanya dapat diatasi dengan adanya pembahasan behind the border", tutur Denny. Pembahasan "Behind the Border" akan membahas berbagai hal penting yang dibutuhkan Indonesia untuk menghadapi liberalisasi perdagangan dan meningkatkan daya saing. Salah satunya, bagi Indonesia, adalah melalui reformasi struktural dan financial inclusion.
Ketiga, APEC 2013 diharapkan menjawab isu konektivitas yang menjadi salah satu pekerjaan rumah di kawasan Asia Pasifik. "Konektivitas fisik adalah isu penting yang dibahas pada APEC tahun ini". Infrastruktur transportasi bagi perkembangan ekonomi di kawasan juga merupakan persoalan tersendiri.
Selain itu, supply chain connectivity merupakan salah satu isu penting lainnya. "Penting bagi kita untuk mengawal dan mendorong UKM ke dalam value chain perdagangan dunia". Inilah yang menurut Denny salah satu keunggulan Indonesia.(kml/dna/py/bhc/rby) |