JAKARTA, Berita HUKUM - Markas buruh Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) di santroni peneror dengan aksi membrondong tembakan pada mobil para pimpinan Buruh yang sedang terparkir di depan gedung, sekitar pukul 22.45 WIB pada Selasa (14/4), hingga merusak 3 unit mobil milik pengurus KSBSI. Pihak KSBSI mensinyalir teror tersebut dilakukan terkait dengan aksi buruh untuk memperingati May Day.
Presiden KSBSI Mudhofir Khamid mengatakan, teror ini diduga terkait dengan persiapan aksi buruh dalam rangka Hari Buruh se-Dunia atau May Day, yang akan dilaksanakan pada Jumat 1 Mei 2015 di Jakarta.
"Kami menduganya seperti itu, ada kaitannya. Tapi kami tidak tahu pasti," kata Mudhofir kepada wartawan, Rabu (15/4).
Mudhofir menambahkan, saat kejadian mereka tidak mengira jika suara yang dianggapnya petasan ternyata suara tembakan senjata api. Pasalnya, tiga mobil yang ditembak dalam kondisi rusak berat di mana kaca mobil sebelah kanan pecah ditembus peluru tajam.
"Jadi, setelah penembakan itu, alarm mobil langsung bunyi. Saya meminta satpam untuk memeriksa kondisi luar, ternyata laporannya mobil hancur diberondong peluru," tambahnya.
Penembakan atas tiga mobil yang terparkir di halaman Kantor KSBSI di Jalan Cipinang Muara Raya, Jakarta Timur, yang merusak 3 mobil yang ditembak itu yakni Toyota Rush hitam bernomor polisi B 1845 UOB, Toyota Avanza silver bernomor polisi D 1474 SI, dan Suzuki Ertiga putih bernomor polisi B 1987 URL.
Peristiwa yang terjadi pada kemarin malam membuat panik seisi kantor buruh. Sebab, saat peristiwa itu terjadi, para pengurus dan aktivis KSBSI tengah melakukan rapat.
Kendati demikian, pihaknya sudah melapor kepada pihak Polisi Resort (Polres) Jakarta Timur dan polisi masih mengusut kasus tersebut. Dia meminta polisi untuk mengungkap kasus ini dan menangkap pelaku aksi teror di Kantor KSBSI.
“Kejadian ini kami laporkan ke polisi untuk diusut,” ujarnya.
Sementara, dari hasil pemeriksaan diketahui pelaku menggunakan senjata yang diduga sejenis air softgun.
"Dilihat dari pelurunya pelaku menggunakan senjata air soft gun tetapi ada yang berbeda. Pada umumnya air soft gun menggunakan peluru dari plastik. Tapi untuk kasus ini pelurunya tebuat dari besi," kata Wakapolres Jakarta Timur AKBP Abrar Tuntalanai, saat ditemui di tempat kejadian perkara, Rabu (15/4).
sedangkan, dari keterangan Abrar terdapat 17 titik bekas peluru yang ada di mobil dan di jendela kantor KSBSI. "Sejauh ini kami menemukan tujuh belas titik peluru, di antaranya dua bekas peluru terdapat di jendela, tiga pada mobil Suzuki Ertiga, tujuh pada mobil Toyota Rush dan lima pada mobil Avanza," kata Abrar.(dbs/MSR/okz/viva/bhc/sya) |