JAKARTA, Berita HUKUM - Menteri Kehutanan menunjukkan komitmen untuk hentikan sirkus lumba keliling. Setelah sekian lama, akhirnya kampanye penyelamatan lumba-lumba dari sirkus keliling lumba-lumba dan pemeliharaan ilegal sejumlah hotel & restoran mengalami kemajuan yang signifikan dari pemerintahan.
Kemarin, Selasa (12/02) pukul 12:00 WIB di kantor Kementerian Kehutanan, Menhut Zulkifli Hasan bertemu dengan Jakarta Animal Aid Network (JAAN) dan ahli perlindungan lumba-lumba dunia, Ric O’Barry. Beliau menyatakan tidak menyadari banyak hal terkait isu ini seperti adanya MoU antara JAAN dan Dephut untuk melindungi, merehabilitasi, dan melepas lumba-lumba yang ditangkap dan dipelihara secara ilegal di Indonesia. MoU tersebut berdasarkan UU No. 5 tahun 1990 tentang keanekaragaman hayati.
Ia juga baru tahu bahwa atas dasar MoU tersebut, pusat rehabilitasi permanen pertama di dunia telah dibangun oleh JAAN di Kemajan, Karimun Jawa, tempat dimana banyak terjadi penangkapan ilegal Lumba-Lumba. Pusat rehabilitasi ini tidak pernah dipergunakan sejak dibangun 2 tahun yang lalu, tanpa ada alasan dari Dephut.
Namun, ia bersedia belajar lebih banyak tentang isu ini dan bersedia bekerja sama untuk mengakhiri perdagangan dan kekejaman pada lumba-lumba. Ia akan mulai dengan penyelidikan resmi pemeliharaan lumba-lumba ilegal di sebuah restoran di Bali yang dibeli dari Wersut Seguni Indonesia, salah satu operator sirkus keliling.
Pekan lalu, bintang film peraih Oscar “The Cove”, Richard “Ric” O'Barry datang ke Indonesia untuk menunjukkan dukungannya terhadap kampanye ini. Ia pun hadir dalam diskusi yang diadakan oleh Kedutaan Besar AS di @america, Pacific Place yang juga dihadiri oleh Menhut. Disitulah Menhut menyatakan bahwa sirkus lumba keliling merupakan praktek ilegal, dan dia akan menjadi yang terdepan dalam penindakannya.
Sejak diskusi tersebut, sirkus lumba keliling sudah ditemukan di Cirebon dan Pemalang.
Indonesia merupakan tempat terakhir di dunia yang memiliki sirkus lumba keliling. Itu salah satu alasan mengapa Coki “Netral” membuat petisi pada situs Change.org di www.change.org/stopsirkuslumba. Menurut Direktur Kampanye Change.org Indonesia, Usman Hamid, petisi ini merupakan petisi paling populer dengan hampir 100.000 tanda tangan dari dalam dan luar negeri. Petisi ini berhasil membangun kesadaran masyarakat dan mendapatkan komitmen dari perusahaan seperti Hero, Giant, Lottemart, Coca-Cola, untuk menghentikan dukungan kepada sirkus lumba keliling.
Terlampir adalah Foto Ric O'Barry dan Menhut setelah rapat, memegang foto dua lumba-lumba dalam kondisi yang buruk tanpa status hukum, di dalam sebuah restoran di Bali.(rls/bhc/sya) |