Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
EkBis    
BP Migas Umumkan Penurunan Produksi Minyak
Ternyata RI Lebih Asyik Menguras Minyak
Monday 05 Mar 2012 02:29:28
 

Kepala Divisi Humas, Sekuriti, dan Formalitas Badan Pelaksana Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) Gde Pradnyana (Foto: Humas BP Migas)
 
Semarang (BeritaHUKUM,com). Laju pengurasan cadangan minyak Indonesia mencapai 8 kali laju pengurasan di negara-negara penghasil minyak utama dunia seperti Arab Saudi dan Libya. Tingginya laju pengurasan itu disampaikan Kepala Divisi Humas, Sekuriti, dan Formalitas Badan Pelaksana Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) Gde Pradnyana dalam pertemuan Perhimpunan Mahasiswa Geologi se-Indonesia (Perhimagi) Sabtu (3/3) di Universitas Diponegoro, Semarang.

Indonesia yang memiliki cadangan hanya sekitar 4 miliar barel memproduksikan minyak rata-rata 1 juta barel per hari. Artinya, reserve to production ratio negara kita hanya lah 4 persen. Angka ini jauh dibawah Arab Saudi (35%) dan Libya (30%)
"Dengan kata lain cadangan minyak kita 8 kali lebih cepat habis dari dua negara tersebut. Laju pengurasan minyak kita sudah tergolong sangat tinggi jika dibandingkan negara penghasil minyak lain," ujar Gde Pradnyana.

Adapun Gde menambahkan dengan kebutuhan/ konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) nasional yang saat ini sudah diatas 1,2 juta barel per hari, dan kemampuan kilang domestik hanya 700 ribu barel per hari, maka sisa kebutuhan BBM masih harus diimport.

Produksi Menurun Penemuan Cadangan Gas Bertambah.
Penggunaan minyak bumi dengan penggunaan yang selalu meningkat, sudah dilakukan sejak tahun 1950-an dan mencapai puncaknya hingga tahun 1976. Kala itu produksi nasional secara keseluruhan menghasilkan minyak hingga 1,5 juta barel per hari yang didapat dari lapangan Minas. Lapangan di Cepu pun setali tiga uang, dikuras dengan cepat hingga tingkat produksi lebih 400 ribu barel per hari hingga produksi nasional kembali mencapai puncaknya kala 1996 dengan produksi sebesar 1,6 juta barel/hari.

Namun pengurasan berdampak pada menyusutnya produksi hingga 10 tahun terakhir. BP Migas mencatat terjadi penurunan dari 4,3 miliar barel menjadi 3,9 miliar barel. Sebaliknya eksplorasi dalam 5 tahun terakhir banyak menemukan cadangan gas, khususnya di Indonesia bagian timur, lebih dari 104 triliun kaki kubik. Hanya saja gas terkendala sarana penyampaian ke titik konsumen yang membutuhkan.

Mengingat Indonesia sangat membutuhkan energi untuk menopang perekonomian namun semakin sulit. Dengan demikian masalah subsidi BBM dan kenaikan harga BBM adalah realita yang harus disikapi oleh semua pihak secara bijak.(boy)



 
   Berita Terkait >
 
 
 
ads1

  Berita Utama
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

 

ads2

  Berita Terkini
 
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2