BOGOR. Berita HUKUM - Teknologi Inseminasi atau rekayasa teknologi guna menghasilkan embrio melalui proses Invivo (proses fertilasi di dalam tubuh hewan) dan proses Invitro (proses Fertilasi di Laboratorium) diterapkan Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang Bogor untuk menghasilkan 1.000 bibit sapi kembar (twin) berkualitas unggul setiap tahunnya. Hal itu disampaikan Kepala BET Cipelang Tri Harsi pada BeritaHUKUM usai menerima kunjungan Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran, Senin (12/1) lalu di Cipelang Bogor.
Tri Harsi menambahkan, akan proses Invivo dan proses invitro atau fertilasi didalam tubuh hewan dan fertilasi di laboratorium itu dibutuhkan waktu berjangka untuk menghasilkan embrio terbaik. "Embrio itu didapatkan melalui ovarium sapi betina unggul. Katakanlah jika terdapat 10 ovarium maka kemungkinan yang menjadi unggulan hanya setengahnya," papar Tri Harsi. Karenanya untuk menghasilkan 1.000 bibit sapi kualitas unggul dibutuhkan proses berjenjang.
Sedangkan untuk meningkatkan ketersediaan embrio bagi program kelahiran sapi kembar, harus memanfaatkan ovarium sapi betina produktif yang dipotong di rumah potong hewan, dan hal itu yang tidak mudah.
Selain mampu memproduksi bibit sapi kembar unggulan, Balai Embrio Ternak yang berada di desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, hingga akhir 2014 berhasil pula memproduksi embrio sapi sebanyak 716 embrio dan telah menghasilkan 70 ekor bibit sapi unggulan melalui program inseminasi buatan. Tri menambahkan,BET Cipelang telah mendistribusikan sapi pejantan unggulan ke Balai Inseminasi Buatan (BIB) nasional maupun BIB daerah. Yaitu diantaranya BIB Singosari, BIB Lembang, BIBD Sumatera Utara, BIBD Kalimantan Selatan, BIBD Lampung, BIBD Yogyakarta dan BIBD Blora dan Ungaran.
Sementara itu, usai kunjungannya ke BET Cipelang, Menteri Pertanian Andi Amran, menyatakan kesiapan pihaknya guna membantu BET Cipelang untuk meningkatkan target kelahiran sapi kembar (twin) unggulan dengan target sebanyak 500.000 bibit. Selain itu Amran berjanji secepatnya mengembangkan sembilan Balai Embrio Ternak (BET) sejenis, untuk mendukung ketersediaan bibit sapi unggul sebagai upaya mencapai swasembada sapi.
“Untuk di Cipelang, kami akan sediakan dana sejumlah 2 miliar guna pengadaan bibit atau embrio sapi unggulan, jika ada kendala lainnya tolong dijelaskan saja mana yang yang menjadi penghambat lalu kita akan carikan solusinya agar pencapaian swasembada daging sapi bisa dipenuhi. Jadi ibu Tri hapsari jangan khawatir, semua bisa dicarikan jalan keluar asal mau dan yakin,” sebut Amran disela kunjungan.
Menteri Pertanian Amran berjanji, Kementerian Pertanian siap mengembangkan sembilan Balai Embrio Ternak (BET) untuk mendukung ketersediaan bibit sapi unggul sebagai upaya lainnya dalam mencapai program swasembada sapi. Amran berharap tahun ini sembilan balai embrio ternak tersebut sudah siap beroperasi. Ke sembilan wilayah yang akan dimanfaatkan untuk pembangunan BET baru tersebut, lanjutnya, antara lain di Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur.
BET Cipelang merupakan satu-satunya Balai Embrio Ternak yang menjadi acuan penelitian dan pengembangan bibit sapi unggulan di kawasan Asia Tenggar. Sejak berdiri pada 1993/1994 hingga 2014 telah didistribusikan 9.132 embrio, bibit pejantan unggul sebanyak 183 ekor dan bibit betina 373 ekor.(bhc/mat)
|