Amerika Serikat Telepon Langsung Presiden Taiwan, Trump Menyimpang dari Kebijakan Politik AS 2016-12-05 06:03:45
Tim Donald Trump mengatakan dia "mengucapkan selamat" pada Tsai Ing-wen saat menjadi presiden Taiwan Januari lalu.(Foto: Istimewa)
AMERIKA SERIKAT, Berita HUKUM - Presiden terpilih AS Donald Trump sudah bicara langsung dengan presiden Taiwan - menyimpang dari kebijakan luar negeri AS sejak 1979 ketika relasi formal antara dua negara diputus.
Tim transisi Trump mengatakan bahwa Trump dan Tsai Ing-wen mencatat "ikatan ekonomi, politik, dan kemanan yang dekat" antara AS dan Taiwan lewat percakapan telepon.
Langkah ini berisiko membuat marah Cina, yang melihat Taiwan sebagai provinsi yang melepaskan diri.
Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi dilaporkan menanggapi peristiwa ini sebagai "langkah kecil" oleh Taiwan.
Trump mencuit bahwa Tsai sudah menghubunginya untuk mengucapkan selamat karena sudah memenangkan pemilu AS.
Timnya mengatakan bahwa presiden terpilih AS tersebut juga sudah memberi selamat pada Tsai Januari lalu setelah memenangkan pilpres AS.
Sangat tidak biasa bagi presiden AS atau presiden terpilih untuk berbicara langsung dengan pemimpin Taiwan. Image copyrightTWITTER
Menyusul laporan media yang menyatakan bahwa langkah ini berisiko membuat marah Cina, Trump mencuit: "Menarik, ketika AS menjual peralatan militer bernilai miliaran dolar tapi saya tidak boleh menerima ucapan selamat lewat telepon."
Gedung Putih mengatakan bahwa percakapan Trump tersebut bukan mensinyalkan perubahan dalam kebijakan AS.
Jubir Trump mengatakan bahwa Trump "sangat sadar" soal kebijakan AS tentang Taiwan.
Washington memutus hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan pada 1979 dan menyatakan dukungan pada konsep "Satu Cina" dari Beijing yang menyatakan bahwa Taiwan adalah bagian dari Cina.
'Penyangga hubungan Cina-AS'
Ada ratusan rudal Cina yang diarahkan ke Taiwan, dan Cina sudah mengancam untuk menggunakan kekuatan jika Taiwan memerdekakan diri.
Menanggapi berita soal telepon tersebut, Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan mereka menolak adanya interaksi resmi atau kontrak militer antara AS dan Taiwan, menurut People's Daily yang merupakan corong Partai Komunis.
Menteri Luar Negeri Wang Yi mengatakan percakapan antara Trump dan Tsai adalah "langkah kecil oleh Taiwan" dan dia percaya tidak akan mengubah kebijakan resmi AS pada Cina, menurut Phoenix TV di Hong Kong.
"Kebijakan Satu Cina adalah penyangga dari perkembangan yang sehat dalam hubungan Cina-AS dan kami berharap fondasi politik ini tidak dicampuri atau rusak," katanya seperti dikutip.
Presiden Tsai, pemimpin Taiwan pertama, memimpin Partai Progresif Demokratik meraih kemenangan besar dalam pemungutan suara.
Partai tersebut secara tradisional menginginkan kemerdekaan dari Cina dan administrasi Presiden Tsai tidak menerima kebijakan Satu Cina.
Image copyrightEPAImage captionKepresidenan Tsai diprediksi akan mengubah hubungan antara Taipei dan Beijing.
Meski hubungan resmi itu diputus hampir empat dekade lalu, namun AS masih mempertahankan hubungan dekat yang tak resmi dengan Taiwan.
Menyusul percakapan telepon Trump, Gedung Putih menyatakan bahwa AS tetap berkomitmen mendukung kebijakan "Satu Cina".(BBC/bh/sya)
PT. Zafa Mediatama Indonesia Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359 info@beritahukum.com