SURIAH, Berita HUKUM - Kepanikan hingga saat ini masih melanda Damaskus, puluhan ribu rakyat di Ibukota Suriah tersebut mengungsi setelah ultimatum Barat yang akan akan segera melakukan penyerangan pasca militer Suriah menggunakan senjata kimia terhadap warga sipil.
Seperti dilansir Reuters, ribuan pengungsi Suriah asal suku Kurdi melakukan eksodus ke Irak. "Ini adalah gerakan besar," kata Dan McNorton, Juru bicara Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) pekan lalu kepada Reuters.
Dalam konflik ini, Badan Keamanan PBB telah mengirimkan truk lengkap dengan fasilitas darurat untuk melindungi para pengungsi. Sementara Amerika bertekad tetap akan menyerang karena meyakini pemerintahan Suriah di bawah Pimpinan Bashar Al-Asad telah melakukan kejahatan kemanusiaan dengan menggunakan senjata kimia terhadap anak-anak dan warga sipil yang tak bersenjata. Ini yang mendorong Amerika melobi negara barat lainnya untuk bersama menggempur Suriah.
"Pendekatan kami adalah menemukan koalisi internasional yang akan melakukan aksi (penyerangan) bersama-sama. Dan, saya rasa Anda sedang menyaksikan sejumlah negara dan masyarakat yang melihat adanya penggunaan senjata kimia di sana (Suriah)," tegas Menteri Pertahanan Amerika, Chuck Hagel, pada lawatannya ke Filipina, kepada Reuters, Jumat (30/8).
Sementara itu Pemimpin Kurdi Irak, Massoud Barzani dalam menanggapi pengungsi besar-besaran ini mengungkapkan bahwa para pengungsi akan dilindungi, karena keterikatan kekerabatan.
Perang saudara yang intinya menginginkan pergantian Presiden Suriah ini telah menewaskan sedikitnya 100.000 nyawa melayang. Serangan kelompok Front al-Nusra, sebuah kelompok pemberontak dari kaum Sunni Arab yang dikenal radikal dan terkait dengan kelompok al-Qaeda telah memicu ketakutan.
"Ada mayat tanpa kepala di kamar mayat saat ini. Mengapa? Apakah norma-norma internasional dan doktrin yang dapat membenarkan kematian itu? Mereka memotong kepala. Kepala seorang anak terputus," kata Faris Sulaiman, seorang pengungsi yang melarikan diri dari Qamishli, di timur laut Suriah.
Sebelumnya Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Chuck Hagel, dalam keterangannya kepada pers, Jumat, 23 Agustus 2013, mengatakan bahwa Presiden Obama meminta Pentagon menyiapkan serangan.
"Pentagon sedang menggeser pasukan Angkatan Laut ke kawasan lebih dekat dengan Suriah bila ada keputusan Presiden Barack Obama memerintahkan serangan militer," ucap Hagel, Jumat, 23 Agustus 2013.(rts/bhc/mdb) |