MALAYSIA, Berita HUKUM - Harga minyak kelapa sawit reboud setelah penurunan dalam 4 hari di tengah spekulasi India, konsumen terbesar, akan mengimpor lebih untuk mencukupi kebutuhan lokal.
Harga kontrak untuk pengiriman Februari naik sebanyak 1,2% menjadi 2.423 ringgit atau setara dengan US$ 793 per ton di Malaysia Derivatives Exchange, dan mengakhiri sesi pagi pada level 2.406 ringgit di Kuala Lumpur.
Harga kontrak merosot 2,6% dalam 4 hari dan telah turun 24% tahun ini.
"Kelapa sawit telah turun selama empat hari sudah, jadi ini mungkin beberapa alasan untuk short-covering," kata Donny Khor, Associate Director Kontrak dan Opsi OSK Investment Bank Bhd, Selasa (27/11).
Ekspor Malaysia, produsen terbesar kedua dunia, turun 1,8% menjadi 1,28 juta ton pada 25 hari pertama November dari 1,3 juta ton pada periode yang sama bulan sebelumnya. Pengiriman turun 3,3% dalam 20 hari pertama bulan November.
"Data ekspor menunjukkan beberapa perbaikan dibandingkan dengan 20 hari pertama bulan lalu," kata Alan Lim Seong Chun, analis Kenanga Investment Bank Bhd.
India akan mengimpor 6.000 ton kelapa sawit mentah sampai 30 November. Adapun Indonesia, produsen terbesar, mempertahankan pajak ekspor kelapa sawit sebesar 9%.
Sementara itu, harga minyak kedelai untuk pengiriman Januari sedikit berubah dilevel US$ 0,49 per pound di Chicago Board of Trade. Harga kedelai untuk pengiriman Januari naik 0,2% menjadi US$ 14,21 per bushel.
Minyak sawit untuk pengiriman Mei naik 0,5% menjadi 6.796 yuan atau setara dengan US$ 1.092 per ton di Dalian Commodity Exchange. Adapun harga minyak kedelai untuk bulan yang sama naik 0,5% menjadi 8.592 yuan per ton.(bmb/bhc/opn) |