Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Politik    
Penggusuran
Sopir Mobil Mabuk Tabrak Korban, Ide Tito Gusur Kalijodoh
2016-08-05 16:08:06
 

Ilustrasi. Tampak Tito dan Ahok saat duduk satu meja.(Foto: Istimewa)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Dalam sebuah acara dialog antar umat beragama di Kantor Centre for Dialogue and Cooperation among Civilisations (CDCC), Jakarta Pusat, Kamis (4/8). Tito menyampaikan bahwa penggusuran kawasan prostitusi Kalijodoh ternyata bukan ide murni Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), melainkan gagasan darinya sebagai Kapolda Metro Jaya.

"Penggusuran Kalijodo itu kepentingan saya. Ada korban ketabrak oleh mobil yang pulang minum-minum dari Kalijodo, dari sana awalnya," ujar Tito yang kini menjabat sebagai Kapolri.

Pernyataan ini terlontar saat Lius Sungkharisma dari Koordinator Komunitas Tionghoa Anti Korupsi, menasihati Tito agar tidak tunduk pada Ahok. Lius juga menyinggung jika penggusuran di Kalijodo beberapa waktu lalu, Tito dijadikan sebagai alat oleh Ahok untuk kepentingannya sebagai gubernur DKI Jakarta.

Niat Tito menggusur Kalijodo langsung disambut Ahok. Namun, Ahok awalnya sempat ragu melakukan penggusuran Kalijodoh. Tito mengatakan, Ahok takut akan banyak perlawanan apalagi daerah itu jadi sarang para preman.

"Saya bilang ke Pak Ahok, nggak usah masuk. Biar kami yang main, kami perkirakan ada ratusan preman di sana, ya sudah kami turunkan 4.000 orang. Langsung penuh itu Kalijodo," jelas Tito.

Tito menanyakan pada Ahok, setelah diratakan bakal dibuat apa. Ahok menjawab akan membangun taman dan RPTA. Tito girang bukan main, ia dapat dukungan dari eksekutif provinsi DKI Jakarta.

"Paling mudah menggusur lokalisasi, daripada pemukiman masyarakat. Di sana semuanya lengkap, ya prostitusinya, judinya, premanismenya, narkotikanya," papar Tito.

Namun, Tito tak nyaman saat disebut memiliki hubungan mesra dengan Ahok. Menurut dia, hubungannya dengan Ahok adalah sebuah kewajiban sebagai petinggi di suatu daerah. Ia menyebutkan, jika hubungan baik dengan Ahok tak terjaga, sudah pasti Jakarta kacau balau. Semua petinggi harus saling dukung, Polisi, TNI, dan pemerintahan.(bh/as)



 
   Berita Terkait > Penggusuran
 
  Pemkot Samarinda Diminta Pertimbangkan Kembali Pembongkaran Bantaran SKM, LAKI Kaltim Kawal Sampai Tuntas
  Gusur Warga Bukit Duri, Pelanggaaran HAM Dilakukan Penguasa dan Penegak Hukum
  Kapolda Metro Jaya Pantau Lokasi Penggusuran Bukit Duri
  Fadli Zon: Rusun Rawa Bebek Tidak Manusiawi
  Penggusuran Tanpa Solusi Sebabkan Kemiskinan Baru
 
ads1

  Berita Utama
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

 

ads2

  Berita Terkini
 
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2