JAKARTA, Berita HUKUM - Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengemukakan, saat ini respon terhadap 4 (empat) paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah terkait dengan gejolak perekonomian dunia sudah mendapatkan respon yang baik, walaupun tetap harus dijaga. Indikasinya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah menguat dalam sua hari ini, kemarin 3% sekarang 4%, sementara nilai tukar Rupiah juga sudah ada tanda-tanda menguat.
“Kita harapkan kebijakan fiskal moneter ini membuahkan hasil. Apalagi Bank Indonesia (BI_ sudah mengeluarkan paket kebijakan yang kemarin, ditambah lagi dengan penyesuaian 50 basis poin. Saya kira ini akan direspon positif,” kata Menko Perekonomian Hatta Rajasa seusai rapat terbatas kabinet di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (29/8) sore.
Menurut Menko Perekonomian, yang penting kita konsisten apa yang sudah diputuskan oleh sebab itu keempat paket kebijakan itu harus dideliver.
Ia menyebutkan, soal biodiesel, pemerintah sudah menandatangani aturannya, dan sekarang semua ini sedang berjalan, karena barangnya , Pertamninanya juga siap untuk mengurangi impor. ”Begitu ini berjalan dan 10% terhadap seluruh barang, seluruh diesel kita baik yang PSO maupun non PSO, maka kita segera bisa mengurangi impor, dan itu akan terasa pada deficit transaksi berjalan di kwartal kita nanti pada saat repor t itu. Jadi, Pertamina sudah akan menjalankan. Ini tidak hanya PSO tapi non PSO juga,” jelas Hatta.
Yang kedua, terkait dengan current account, Menko Perekonomian meyakini, upaya menahan laju import yang dirasakan mmng tidak terlalu menmdesak, seperti barang mewah, mobil dan segala macam, itu akan terasa langsung, akan mengurangi. “Nah jikalau kita mempush ekspor memang ini butuh waktu. Saya bohong kalau tiba-tiba mengatakan kita akan dorong ekspor. Kita butuh waktu,” papar Hatta.
Menko Perekonomian berharap, agar semua pihak menjaga kebijakan ini agar tetap berjalan baik yaitu mengawal dengan baik, lakukan semua kebijakan yang sudah kita paketkan itu, jangan ada delay apapun juga. Semua paket yang empat itu, tekan Hatta, harus fokus, jangan ada distorsi, juga termasuk misalkan masalah-masalah kedelai atau segala macam, jangan sampai ada hambatan.
“Kalau kedelai ada stok 300 ribu ton, ya keluarkan, kalau engga mau dikeluarkan paksa, ini menyangkut ekonomi kita, kalau engga mau dikeluarkan bongkar gudangnya, jalankan, rakyat butuh. Masa ada barang dikekepin, ini kan untuk rakyat. Kan harus dijaga stabilitas ekonomi, jangan main-main, kalau situasi seperti ini. “angan kalau situasi sudah menguntungkan baru dikeluarkan. Jangan!" tegas Hatta.
Untuk masalah kesehatan, pemerintah akan mendorong dibangunnya industri obat-obatan, terutama untuk bahan baku yang belum ada di Indonesia. Pemerintah akan memberikan insentif, tidak hanya terbatas obat-obatan, tapi juga termasuk seluruh industri-industri untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku. Obat-obatan ini pun menjadi isu penting karena terkait dengan peningkatan sumber daya manusia.
"Dari sisi kesehatan, salah satu faktor penting adalah masalah obat. Bagaimana agar masyarakat bisa memperoleh obat yang tidak mahal. Nah, kalau industri bahan baku itu ada di tanah air kita, kita yakin obat akan murah. Jadi ini target kita mengurangi ketergantungan terhadap impor,” tandas Hatta.(hms/skb/bhc/rby) |