JAKARTA, Berita HUKUM - Sekretaris Kabinet (Seskab) Dipo Alam menuding ada anggota koalisi pendukung pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang ‘banci’. Mereka mau tetap mempertahankan kursi menteri di Kabinet (Kabinet Indonesia Bersatu II) tetapi di DPR partainya lebih galak dari partai opsisi, selalu menghajar apa yang dilakukan pemerintah. Orang Jawa bilang, waton suloyo, pokoknya asal beda dengan pemerintah.
“Kalau memang benar berkoalisi, berkoalisilah dengan baik. Jangan ‘banci’, ini menterinya tidak mau resign atau menarik dari koalisi tapi saat di DPR apapun yang dilakukan pemerintah ‘dihajar’ juga,” kata Dipo Alam dalam wawancara dengan Radio Smart FM Jakarta yang dipandu oleh Rosiana Silalahi, Rabu (10/4) malam.
Seskab tidak menyebut secara langsung nama partai pendukung koalisi yang dinilainya ‘banci’ itu. Namun saat didesak Rosiana Silalahi mengenai pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di hadapan peserta Munas Apindo terkait opsi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) agar para pendukung tidak ‘balik badan’ saat ada penolakan kenaikan harga BBM, Seskab Dipo Alam mengakui adanya penolakan pendukung koalisi terhadap rencana kenaikan tersebut.
“Memang beberapa partai koalisi menolak kenaikan BBM, kan mestinya mereka harus dukung. Jangan sampai dalam pertempuran di parlemen meraka ‘balik badan’. Kita ngga takut sama sekali karena presiden terpilih dengan konstitusional dengan suara mayoritas,” ujar Seskab Dipo Alam.
Mengapa tidak direshuffle? Seskab menjelaskan, Presiden SBY tentunya memiliki banyak pertimbangan disamping ada kesantunan politik. “Kalau saya sama, kalo ngga mundur ya reshuffle,” ucap Dipo.
Namun soal reshuffle itu, Seskab Dipo Alam meminta tunggu saja tanggal mainnya karena sebenarnya reshufle bisa saja terjadi. Ia mencontohkan dalam waktu dekat misalnya, disamping Pak Agus Wardojo (Menkeu) yang jadi Gubernur Bank Indonesia, bisa saja ada menteri yang direshuffle Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena jadi tersangka.
“Namun demikian dapat disampaikan bahwa Presiden SBY itu tidak suka ganti-ganti menteri dan Presiden selalu mengatakan bahwa saya ingin sampai akhir masa jabatan saya, kita selalu bersama,” ungkap Seskab Dipo Alam.
Presiden Tidak Takut
Menjawab pertanyaan mengenai isu Bank Century, Seskab Dipo Alam menyampaikan bahwa tidak ada yang takut untuk menuntaskan kasus tersebut, termasuk Wakil Presiden Boediono. "Pak Presiden dan Wapres tidak khawatir, go a head selesaikan kasus Century," jelas Seskab.
Namun karena soal Century ini menjadi tanggung jawab KPK, Seskab meminta semua pihak untuk mempercayakan penanganan masalah hukumnya kepada KPK agar bekerja keras untuk menuntaskan kasus tersebut.
Adapun mengenai pertemuan sejumlah tokoh, termasuk Prabowo Subianto dan tujuh jendral dengan Presiden SBY, Seskab menegaskan bahwa pertemuan itu bukan karena Presiden SBY takut dengan isu kudeta tapi karena adanya permintaan dari mereka, yang waktunya disesuaikan dengan kegiatan Presiden SBY.
Seskab Dipo Alam menyebutkan, sebenarnya dalam sisa waktu 1,5 tahun ini banyak tokoh, politik maupun militer yang mengakui keberhasilan Presiden SBY, dan bahkan tokoh internasional sekalipun. Siapa saja para tokoh itu, yang pasti para tokoh itu yang memiliki kepentingan untuk 2014, termasuk yang mau jadi Capres atau Cawapres.
Menurut Seskab, banyak yang semula menghantam SBY tapi sebenarnya ingin dipanggil SBY. “Bukan SBY yang perlu mereka tapi mereka yang perlu SBY kok. Percayalah kalau SBY mengatakan saya mendukung calon ini pasti ada pengaruhnya. Mereka itu seperti memiliki penyakit 'AIDS' Aku Ingin Dipanggil/Didukung SBY,” ujar Seskab Dipo Alam yang disambut tepuk tangan pengunjung Marley Café Jakarta, tempat berlangsungnya acara dialog dengan Radio Smartf FM itu.
Dialog yang berlangsung selama 90 menit itu membicarakan banyak hal, mulai dari gaya komunikasi Seskab Dipo Alam, isu kudeta, tugas-tugas utama seorang Sekretaris Kabinet hingga bagaimana Seskab menghadapi perlawanan mitra kerjanya di DPR.(wid/ta/es/skb/bhc/rby) |