GORONTALO, Berita HUKUM - "Sekolah sebaiknya seperti konsepnya Bapak Ki Hajar Dewantara. Sekolah bukan hanya menjadi tempat mendidik anak-anak kita, tapi menjadi tempat yang menyenangkan dan menyamankan," Bupati Nelson Pomalingo, pada Sosialisasi penguatan pelaku pendidikan keluarga bagi Eselon 4, pengawas, pejabat fungsional tertentu, pimpinan PKBM dan LKP tingkat Kabupaten Gorontalo, Selasa (2/11).
Neslon mengatakan, data menunjukkan kualitas pendidikan kita baik nasional maupun daerah masih sangat rendah. APK di tingkat SD belum memenuhi 100 persen, SMP baru 90 persen. "Intinya, masih banyak anak-anak kita yang belum sekolah, karena bila di rata-ratakan masyarakat kita masih 70 persen adalah lulusan SD atau putus sekolah," cetus Neslon.
Nelson menerangkan, masalah pendidikan, pembentukan karakter dan budi pekerti tidak hanya tergantung semata pada pendidikan formal. "Perlu dukungan serius melalui pendidikan keluarga," kata Bupati Nelson. Disisi lain, peran pendidkan keluarga diharapkan dapat menepis tantangan era digital yang dinilai mulai memanjakan perilaku para anak didik. Maka berkembangnya teknologi informasi dewasa ini pemanfaatannya perlu diarahkan dengan baik.
Saat ini lanjut Bupati, pihaknya tengah merancang dua konsep untuk mendorong penyelenggaraannya secara optimal. pertama, adalah program Gerakan Gorontalo Belajar (G2B), yang mengarahkan waktu anak-anak sekolah dari jam enam petang hingga pukul sembilan malam. Selang waktu ini, kata Bupati, wajib diisi dengan kegiatan belajar dan shalat. "Jika perlu kita larang anak-anak berkeliaran di jam-jam ini untuk menghindari ancaman sosial bagi mereka. Kita banyak mendengar pemerkosaan, narkoba dan tindakan lain yang kini mengancam keselamatan anak," ungkap Bupati.
Konsep ke dua yang tengah dirancang Bupati adalah efektifitas jam belajar di sekolah. Penyenggaraan pembelajaran di kelas akan dilaksanakan mulai pukul 06:00 wita. "Bagaimana mengajar meningkatkan fullday. Kalau dapat sekolahnya itu masuk jam enam pagi. Kenapa? Kita memberi kesempatan kepada anak dan orang tua segera bangun, shalat Subuh, sekaligus membangkitkan etos kerja. Jam enam pagi otak fresh, dari sisi lain lalu lintas juga mulai macet kadang orang tua berebut dengan anaknya saat ke sekolah dan ke kantor", jelasnya.
Kogus membangkitkan etos kerja. Jam enam pagi otak fresh, dari sisi lain lalu lintas juga mulai macet kadang orang tua berebut dengan anaknya saat ke sekolah dan ke kantor", jelasnya.
Konsep jam masuk belajar sekolah ini juga akan diimbangi dengan jam keluar lebih awal dari biasanya. "Karena am 6 masuk, jam 12 bisa pulang saja," ujarnya.(bh/shs/hms) |