JAKARTA, Berita HUKUM - Belum berakhir sengketa antara pemegang saham di Blue Bird, sidang gugatan yang dilayangkan PT Blue Bird Taxi terhadap PT Gamya kembali digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Dalam sidang kali ini, bos PT Gamya, Mintarsih A Latief selaku tergugat menghadirkan 3 orang saksi ahli yang meringankan, yang salah satu saksi ahli adalah Sabam Leo Batubara dari Dewan Pers.
Sabam dihadirkan guna menjelaskan soal pemberitaan di empat media massa nasional soal sengketa PT Blue Bird Taxi melawan PT Gamya yang dinilai kubu penggugat yakni Purnomo Prawiro selaku pemilik PT Blue Bird Taxi telah merugikan usahanya. "Mereka (penggugat) menyalahkan media," kata Sabam di PN Jaksel, Jalan Ampera Raya, Rabu (19/3).
Secara tegas Sabam mengungkapkan bahwa pemilik PT Blue Bird Taxi Purnomo Prawiro berpendapat apapun permasalahan yang terjadi di dalam perusahaannya tak boleh diungkapkan ke publik. "Karena media mengungkapkan maka mereka (penggugat) rugi, oleh karena itu mereka menyalahkan media karena pemberitaan itu merugikan," beber Sabam.
Menurut mantan Wakil Ketua Dewan Pers ini, bila PT Blue Bird Taxi merasa dirugikan dengan pemberitaan media massa soal sengketa yang terjadi dengan PT Gamya, maka baiknya Purnomo Prawiro memberi hak jawab, bahwa pernyataan yang dikutip media dari seorang narasumber soal permasalahan internal PT Blue Bird Taxi tidaklah benar.
"Kalau tidak memberikan hak jawab berarti berita itu benar, salah sendiri. Harusnya yang dirugikan ke Dewan Pers dulu, jangan dilangkahi. Ini kembali seperti zaman Orba. Apa salahnya dia ke Dewan Pers," cetus Sabam.(bhc/mdb) |