JAKARTAS (BeritaHUKUM.com) – Menteri baru hasil reshuffle tetap saja sulit menyelamatkan pemerintahan SBY-Boediono. Pasalnya, rezim sekarang telah terjangkit penyakit 3K, yakni korupsi, kredibilitas yang semakin merosot tajam, dan ketidakpercayaan publik.
Salah satu contoh buruk dan terbaru pemberantasan korupsi itu, ditunjukkan SBY dengan tidak menindak menteri yang tersangkut kasus korupsi. Padahal, berkali-kai dia menyatakan akan memimpin langsung perang terhadap korupsi. Bahkan, beberapa hari lalu, SBY telah mengakui negara telah dirampok oleh para koruptor.
“Sayangnya lain di kata lain di perbuatan. SBY memperlihatkan dirinya hanya mau perang-perangan melawan korupsi. Dia memilih menggunakan pedang plastik dan pistol air. Rezim ini sudah selesai. Cukup sudah. Enough is enough," kata mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli dalam rilisnya, Jumat (21/10).
Menurut dia, kredibilitas SBY-Boediono juga dikenal parah. Bahkan, kaum agamawan menyebut kebohongan menjadi hal yang biasa dalam tradisi pemerintahan SBY-Boediono. Publik kian tidak percaya, apakah mereka sungguh-sungguh bekerja dan berpihak untuk rakyat. Apalagi kabinet hasil reshuffle juga tidak menunjukkan adanya perubahan garis kebijakan ekonomi dari neolib ke ekonomi kerakyatan.
Sementara itu, tokoh agama Hindu dari Bali Gus Indra Udayana menilai, reshuffle kabinet menjadi satu lagi contoh rendahnya kapasitas leadership Presiden SBY. Sumber masalah justru pada SBY sendiri. “Ibarat mobil, yang perlu diganti bukan para menterinya, tapi sopirnya yaitu SBY,” kata dia.(rls/nas)
|