LAMPUNG, Berita HUKUM - Belum selesai penanganan kerusuhan di Lampung Selatan, kerusuhan antar kampung kembali pecah lagi di Lampung. Kali ini bentrok terjadi antara warga Kampung Buyut Udik dan Kampung Kesumadadi, Kecamatan Bekri, Lampung Tengah. Ratusan warga bersenjata tajam sekitar pukul 16.30 WIB, Kamis (08/11) menyerang Kampung Kusumadadi.
Hingga berita ini diturunkan, belum didapat laporan terkait korban jiwa dalam peristiwa ini, karena ketika ratusan massa menyerang Kampung Kusumadadi sudah dikosongkan. Pantauan dilapangan, kondisi situasi sudah dapat dikendalikan oleh aparat Kepolisian dengan dibantu TNI, Aparat masih terlihat berjaga-jaga agar tidak terjadi bentrokan susulan, sedikitnya 5 rumah warga Kusumadadi dibakar oleh massa.
Kerusuhan dipicu peristiwa sebelumnya, terkait tewasnya Hairil Anwar (29), warga Kampung Buyut Udik, Kecamatan Gunungsugih, Lampung Tengah, pada 18 September lalu di Kampung Kesumadadi. Kabar yang diterima warga Buyut Udik, Hairil tewas setelah dianiaya membabi buta. Bahkan, jasadnya dibakar. Kemarahan brutal ini akibat ada salah seorang warga Kesumadadi yang kehilangan 3 ekor sapi beberapa hari sebelumnya.
Peristiwa ini yang memancing kemarahan warga Buyut Udik. Di Kampungnya, korban yang merupakan pekerja buruh di pembangunan tower provaider yang lokasinya sekitar Desa Kesumadadi itu dikenal berasal dari keluarga yang kurang mampu. Warga Desa Buyut Udik, mengenal Hairil sebagai sosok yang tekun beribadah dan ramah dan bersosial antar tetangga cukup baik, tidak pernah berbuat onar.
Kematian Hairil baru diketahui keluarganya, beberapa hari setelah peristiwa itu. Keluarga dan beberapa warga mencari korban karena telah beberapa hari tidak pulang ke rumah. Usut punya usut, mereka menemukan sepeda motor korban terparkir di kediaman Lurah Desa Kesumadadi.
Setelah itu, diketahui bahwa Jenazah Hairil Anwar berada di ruang jenazah RS Demang Kabupaten Lampung Tengah, dengan kondisi hangus tidak dapat dikenali lagi.
Saat itu juga kerabat dan warga mengerahkan warga Desa Buyut Udik untuk menyerang Desa Kesumadadi, namun untungnya hal itu bisa diredam oleh pihak satuan Polres Kabupaten setempat.
Warga Buyut Udik mengurungkan penyerangan dan langsung ngeluruk Markas Polres untuk meminta pihak kepolisian menindak tegas dan mengusut tuntas pelaku pembunuhan ini.
Setelah sepekan lebih, dan warga mengangkap tidak ada perkembangan atas tuntutannya, tanpa kompromi, Kamis sore, ratusan warga Buyut Udik melakukan penyerbuan ke Desa Kesumadadi.
Pihak polres Kabupaten Lamteng pun turun mengamankan lokasi. Kapolres Lamteng, AKBP Hery Setyawan menjelaskan, pihaknya tengah melakukan proses hukum dan menahan seorang warga Kesumadadi sebagai tersangka. Masyarakat diminta untuk bersabar dan jangan mudah terpovokasi. "Masyarakat Harus pintar jangan terprovokasi SMS, brodcast BBM, dan ajakan yang akan merugikan semua," ujar Hery.
Kata Hery, polisi terus berupaya, bekerja sama dengan Pemda, dan tokoh masyarkat, agar bisa sama-sama menjaga stabilitas keamanan dan kenyamanan warga Lamteng.
"Polisi telah melakukan upaya hukum, dengan menahan seorang warga Kampung Kesumadadi, jadi serahkan persoalan itu ke polisi, agar bisa kita proses secara hukum," tegas Kapolres.
Hery mengatakan, Polisi akan mengembangkan dan memperdalam pemeriksaan terhadap warga yang ditahan. Pihak-pihak yang terlibat penganiayaan yang menyebabkan kematian itu akan diproses hukum.
"Sekali lagi mari kita ciptakan perdamaian dan keamanan serta kenyamanan warga. Berikan waktu kepada kami untuk bekerja secara profesional, dalam mengusut kasus ini" tandas Hery.
Seperti yang dikutip dari Lampungpost, ada 800 personil gabungan berasal dari 600 personil sabhara Polres Lamteng dan dua kompi brimob Polda Lampung. Polda Lampung juga melakukan pergeseran pasukan brimob Banten dan Sumatera Selatan yang sejak dua minggu lalu bertugas membantu pengamanan di Kabupaten Lampung Selatan. Satu Satuan Setingkat Kompi (SSK) TNI dari Kodim 043 Lamteng juga ikut diturunkan untuk pengamanan.
"Kami sudah laporkan pada Mabes Polri yang intinya, kondisi sejak Kamis (8-11) pukul 19.30 sudah kondusif dan beberapa pejabat Polda termasuk Kapolda dan pejabat pemerintah setempat juga sudah bisa masuk lokasi," ujar Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Lampung, ABKP Sulistianingsih, Jumat (9-11).
Empat titik dalam pengamanan ketat kepolisian yaitu; pertama Simpang Tiga Mojopahit Gunungsugih sebagai salah satu akses keluar massa Buyut Undik, kedua Simpang tiga Gunungsigih-Kotagajah sebagai pelapis akses keluarnya massa, ketiga Simpang tiga Wates sebagai akses masuk ke Kecamatan Bekri dan terakhir adalah Kampung Kesumadadi Kecamatan Bekri.
"Pasukan akan terus disiagakan hingga situasi benar-benar kondusif dan stabil," ujarnya.(dbs/bhc/opn) |