MOSKOW (BeritaHUKUM.com) – Setelah memperingatkan Israel, Rusia kini memberi sinyal bakal menolak sanksi baru terhadap Iran. Moskow takkan mengindahkan laporan terbaru PBB yang menyebutkan bahwa Teheran mungkin sedang berupaya mengembangkan senjata nuklir.
“Sanksi tambahan buat Iran bakal dipandang oleh masyarakat internasional sebagai alat mengubah rezim di Iran,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Gennady Gatilov seperti dikutip kantor berita Interfax, Rabu (9/11).
Pernyataan Gatilov tersebut merupakan tanggapan desakan Menteri Luar Negeri Perancis, agar Dewan Keamanan PBB segera menggelar rapat darurat membahas nuklir Iran. Seruan itu muncul setelah laporan terbaru Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) menemukan bukti bahwa Iran sudah mengembangkan senjata nuklir sejak 2003.
Para ahli kepada surat kabar Israel, Haaretz, menilai Iran bisa memiliki senjata pemusnah missal itu dalam beberapa bulan lagi. Namun, Iran sudah berulang kali menegaskan bahwa program nuklirnya untuk kepentingan sipil. "Pendekatan itu tidak bisa kami terima dan pihak Rusia tidak ingin mempertimbangkan usulan itu," tandas Gatilov.
Seorang jenderal angkatan darat Iran memperingatkan bahwa negaranya akan menghancurkan Israel, jika negara zionis itu berani menyerang fasilitas nuklir Iran. Perang juga bisa menyebar ke seluruh wilayah Timur Tengah. Bahkan, Wakil Panglima Angkatan Bersenjata Iran Masud Jazayeri mengancam akan memnyerang reaktor Dimona milik Israel, bila berani menyerbu Iran
Sebelumnya Perancis dan Amerika Serikat mengatakan akan mengupayakan sanksi baru atas Iran sehubungan dengan munculnya laporan IAEA. Menlu Perancis Alain Juppe mengatakan PBB harus mempertimbangkan sanksi yang sebelumnya tidak diterapkan kepada Iran.
Sementara itu, Menlu Inggris William Hague memperingatkan kembali, agar Teheran mengubah kebijakannya. "Iran perlu mengubah arahnya. Kami menginginkan jalan ke luar melalui perundingan dan membantu Iran untuk rekonsiliasi dari waktu ke waktu."(dbs/sya)
|