Virus Corona Rusia Catat Kasus Virus Corona Terbanyak ke 2 di Dunia, Jubir Presiden Putin Positif Covid-19 2020-05-14 02:58:35
Seorang tenaga medis membawa seorang pasien ke sebuah rumah sakit di Moskow. Sejauh ini Moskow adalah pusat penyebaran di Rusia. Lebih dari setengah jumlah kasus positif dan jumlah kematian terkait Covid-19 berada di Moskow..(Foto: REUTERS)
RUSIA, Berita HUKUM - Rusia mencatat lebih dari 232.000 kasus positif virus corona pada, Rabu (13/5), yang menempatkan negara itu pada urutan kedua kasus terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat.
Selama 10 hari terakhir, jumlah kasus di Rusia senantiasa melampaui 10.000 kasus per hari. Dalam 24 jam terakhir saja, ada sebanyak 10.899 kasus.
Di antara orang yang terjangkit virus corona adalah Dmitry Peskov, juru bicara Presiden Vladimir Putin.
Sejumlah media Rusia melaporkan Peskov, yang telah menjadi jubir Putin sejak 2012, kini berada di rumah sakit.
"Ya, saya sakit. Saya kini menjalani perawatan," kata Peskov sebagaimana dikutip beberapa kantor berita. Hak atas fotoREUTERSImage captionDmitry Peskov, juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin.
Dia merupakan pejabat tinggi terkini yang teruji positif mengidap Covid-19 setelah Perdana Menteri Mikhail Mishustin; Menteri Kebudayaan, Olga Lyubimova; serta Menteri Konstruksi, Vladimir Yakushev, dan salah satu asistennya.
Peskov mengatakan kepada kantor berita TASS bahwa dia terakhir bertemu secara langsung Presiden Putin lebih dari sebulan lalu.
Putin diketahui bekerja dari kediamannya di luar ibu kota Moskow dan, menurut Kremlin, kesehatannya dijaga.
Meski mencatat jumlah kasus positif terbanyak kedua di dunia, Rusia melaporkan angka kematian mencapai 2.116 orang.
Sejauh ini Moskow adalah pusat penyebaran di Rusia. Lebih dari setengah jumlah kasus positif dan jumlah kematian terkait Covid-19 berada di Moskow. Hak atas fotoAFP/GETTY IMAGESImage captionPara petugas pemadam kebakaran berupaya mematikan api di Rumah Sakit Saint George di Kota St Petersburg, Rusia, pada Selasa (12/05).
Sementara itu, sebanyak lima pasien Covid-19 meninggal dunia di St Petersburg, Rusia, pada Selasa (12/05), setelah rumah sakit tempat mereka dirawat dilalap api.
Kebakaran yang menghanguskan ruang perawatan intensif tersebut tampaknya dipicu oleh korsleting pada unit ventilator, sebagaimana dilaporkan sejumlah kantor berita Rusia.
Api telah dipadamkan dan sebanyak 150 orang sudah dievakuasi dari rumah sakit, sebut kementerian penanganan keadaan darurat Rusia. Hak atas fotoMIKHAIL TERESHCHENKO/GETTYImage captionTiga perempuan Rusia sedang bersantai di salah-satu sudut ibu kota Moskow, 11 Mei 2020.
Sebelumnya, Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan karantina wilayah atau lockdown akan dilonggarkan dan aktivitas bisnis akan kembali berfungsi, mulai Selasa (12/5).
Dia mengatakan "periode tidak bekerja" di seluruh wilayah Rusia sudah diterapkan selama enam minggu demi mengekang penyebaran virus.
Pelonggaran pembatasan akan memengaruhi semua sektor ekonomi, kata Putin, tetapi beberapa daerah kemungkinan akan mempertahankan kontrol lebih ketat apabila diperlukan.
Rusia saat ini memiliki jumlah kasus virus corona yang terbanyak keempat di dunia.
Dalam 24 jam terakhir, Rusia mencatat rekor kenaikan harian tertinggi yaitu 11.656 kasus, sehingga total resmi kasus virus corona di negara menjadi 221.344.
Hal itu berarti Rusia sekarang memiliki lebih banyak kasus yang terkonfirmasi ketimbang Italia. Hanya Amerika Serikat (AS), Spanyol, dan Inggris yang melaporkan lebih banyak kasus infeksi.
Namun demikian, perbandingan antar negara tidak selalu akurat, karena berbagai faktor seperti tingkat pengujian yang tidak selalu sama.
Menurut angka resmi, 2.009 orang di Rusia telah meninggal akibat virus corona. Tetapi sejumlah kalangan mempertanyakan angka itu terlalu rendah, dan diyakini angka kematian jauh lebih tinggi. Hak atas fotoMIKHAIL TERESHCHENKO/GETTYImage captionSeorang perempuan muda sedang memotret di salah-satu sudut kota Moskow, Rusia, 11 Mei 2020.
Apa yang dikatakan Presiden Putin?
Dalam pidato yang disiarkan televisi, pemimpin Rusia itu mengumumkan berakhirnya pembatasan selama enam minggu di seluruh negara, yang disebutnya memungkinkan negara itu mempersiapkan sistem kesehatan dan mampu menyelamatkan "ribuan jiwa".
"Mulai besok (Selasa), 12 Mei, periode hari-hari tidak bekerja secara nasional akan diakhiri untuk semua sektor ekonomi," kata Putin. Namun masing-masing wilayah dapat mempertahankan kebijakan pengetatan apabila diperlukan.
Acara-acara yang melibatkan banyak orang tetap dilarang dan masyarakat masih harus mengikuti "aturan sanitasi yang ketat", tetapi kepentingan semua orang agar kehidupan ekonomi "kembali normal dengan cepat", kata Putin, seraya menambahkan bahwa sektor konstruksi dan pertanian harus menjadi salah satu sektor industri pertama yang kembali dibuka. Hak atas fotoMIKHAIL TERESHCHENKO/GETTY
Namun demikian wabah itu masih jauh dari selesai, demikian dia memperingatkan, dengan mengatakan bahwa "bahaya masih tetap mengintai".
"Kita tidak boleh membiarkan ... gelombang baru epidemi dan tumbuh menjadi komplikasi yang serius," katanya.
Keputusan itu diumumkan hanya beberapa hari setelah Wali Kota Moskow, Sergei Sobyanin, memperpanjang karantina wilayah ibu kota sampai 31 Mei.
Kendati para pekerja konstruksi dan industri kini harus kembali bekerja di kota, setiap orang harus mengenakan masker dan sarung tangan di toko-toko dan angkutan umum. Hak atas fotoMIKHAIL TERESHCHENKO/GETTY
Warga masih tidak dapat meninggalkan rumah kecuali untuk berbelanja, bekerja atau berjalan-jalan dengan anjing, dan harus memiliki izin untuk bepergian.
Ibu kota Moskow merupakan pusat penyebaran wabah di Rusia, di mana kasus di kota itu merupakan lebih dari setengah dari total jumlah kasus secara keseluruhan dan kematian resmi negara yang dikonfirmasi.
Namun Wali kota Moskow, Sobyanin, memperkirakan bahwa di wilayahnya kemungkinan memiliki lebih dari 300.000 kasus infeksi - sekitar tiga kali jumlah yang dikonfirmasi dari 115.909.
Selama akhir pekan, Rusia terpaksa membatalkan Pawai Hari Kemenangan Dunia II yang digelar tiap tahun karena wabah virus corona.(BBC/bh/sya)
PT. Zafa Mediatama Indonesia Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359 info@beritahukum.com