SULAWESI, Berita HUKUM - Jika berkunjung ke Tomohon, singgahlah di Desa Woloan, Kelurahan Woloan, Kecamatan Tomohon Barat, Sulawesi Utara, selain udaranya yang sejuk anda akan menjumpai industri Rumah Kayu Woloan atau Rumah Panggung Woloan yang sudah terkenal hingga ke mancanegara.
Rumah Panggung Woloan tidak hanya digemari di Indonesia, namun juga beberapa negara di Asia Tenggara, Jepang bahkan beberapa negara di Eropa.
Di Desa Woloan pengunjung dapat melihat sendiri proses pembuatan rumah panggung, mulai dari mempersiapkan bahan rumah, pembentukan bagian-bagian rumah, hingga yang sudah selesai (jadi). Setiap pengrajin rumah panggung di Woloan umumnya mempunyai bengkel kayu sendiri tepat dibagian belakang rumah jadi yang mereka pamerkan.
Rumah panggung Woloan adalah rumah yang dikerjakan dengan sistem knock-down atau dikenal juga dengan sistem bongkar pasang. Biasanya pengrajin dan pembeli akan menyepakati dahulu bentuk rumah yang akan dibuat, lalu pengrajin akan mengerjakannya di lokasi (Woloan), setelah rumah selesai dikerjakan maka rumah akan dibongkar kembali untuk dikirimkan kepada pembeli. Setibanya ditempat pembeli rumah akan dibangun ulang oleh pengrajin.
Rumah panggung Woloan ini sangat cocok untuk daerah-daerah yang rawan gempa karena rumah kayu ini tidak akan begitu saja rubuh saat diterpa goncangan gempa.
Salah satu keunikan dari rumah dengan sistem knock-down ini adalah rumah ini dapat digunakan ulang oleh pemilik rumah, atau dipindah-pindah kelokasi lain dari lokasi awal rumah didirikan. Jadi jika pemilik memutuskan untuk berpindah lokasi rumah dari lokasi awal ia memiliki rumah tersebut, rumah panggung Woloan ini bisa dibongkar ulang dan didirikan kembali di lokasi yang baru.
Perawatan rumah panggung Woloan ini pula terhitung cukup mudah, hanya dengan memberikan anti rayap pada saat rumah dibangun, sisanya rumah bisa dicat sesuai selera dan dibersihkan sebagaimana laykanya rumah biasa dengan batu.
Rumah panggung Woloan bisa dijumpai berjajar di sepanjang jalan Desa Woloan layaknya rumah penduduk, mulai dari yang berukuran kecil hingga besar. Pengunjung diperkenankan untuk melihat-lihat bagian dalam rumah, dan bisa bertemu langsung dengan pengrajinnya. Jika tertarik untuk membeli, desain rumah dapat disesuaikan dengan selera pembeli.
"Rumah panggung dengan 1 kamar saat ini dihargai Rp 40 juta, untuk 2 kamar Rp75 juta, sementara untuk ukuran 6x9 meter dihargai Rp 250 hingga 300 juta, belum dengan ongkos pengiriman dari Woloan ke lokasi pemesanan,"ujar Feber (55th), salah satu pengrajin rumah panggung Woloan yang ditemui InfoPublikdi lokasi.
Sementara untuk jenis kayu yang biasa dipakai untuk membuat rumah panggung ini adalah beberapa jenis kayu, seperti kayu Besi, Aliwowos, Nyantoh, dan Kayu Cempaka, jenis atap yang dipakai disesuaikan dengan permintaan pembeli, ada yang mengunakan seng, genteng maupun asbes. Jenis atap biasanya dipilih oleh pembeli tergantung dengan lokasi pembeli berada. “Biasanya rangka dasar dibuat dari kayu besi, namun jika pembeli ingin mengganti kayu yang dipakai dengan jenis kayu lain seperti kayu jati itu tidak ada masalah”, lanjut Feber.
Pria yang telah menggeluti profesi selama lebih dari 10 tahun ini, mengaku bisa menjual 3 buah rumah dalam setahun, namun dengan modal Rp 60 juta (untuk rumah dengan ukuran 2 kamar), Feber mengakui bahwa keuntungan yang ia dapatkan sanagt minim jika dibandingkan kendala sulitnya mendapatkan kayu dan proses pembuatannya.
"Kayu di cari dari daerah Gorontalo karena di sini sulit, proses mendatangkan bahan baku risikonya juga besar sehingga kelengkapan surat-surat perizinan harus benar-benar teliti memeriksanya, kalau tidak bawa surat lengkap sama saja kita antar nyawa, resikonya jika tertangkap bisa dipenjara" ungkapnya. Kelengkapan surat juga tidak hanya harus dibawa saat pengrajin membeli bahan baku, namun juga saat pengrajin mengirimkan rumah jadi tersebut kepada pembeli, “harus ada surat dari Kelurahan setempat, memberitahu kalau ini memang rumah jadi bukan kayu mentah”, jelas Feber.
Terkait masalah pengiriman, rumah panggung yang sudah jadi akan dikirimkan dengan menggunakan kontainer melalui jalan laut dan memakan waktu mingguan, tergantung dari lokasi pembeli. Sementara satu kontainer biasanya cukup memuat dua rumah kayu dengan ukuran 3 kamar. “Saat kontainer sudah akan sampai ditempat pengrajin akan berangkat ke lokasi pembeli, ya biasanya sih dengan menggunakan pesawat terbang, gak mungkin kan kami ikut dalam kontainer”, ujar Feber sambil tertawa.(ipb/bhc/opn) |