Arab Saudi Rudal Yaman yang Ditembakkan ke Arab Saudi Punya 'Ciri Khas' Iran 2017-12-21 14:14:45
Rudal balistik Burkan 2-H diluncurkan oleh pemberontak Houthi menuju Riyadh Saudi Arabia, tampaknya memiliki sirip stabilizer kecil di dekat nosel knalpotnya! Tidak jelas apakah itu dibuat oleh photoshop atau itu nyata.(Foto: Istimewa)
ARAB SAUDI, Berita HUKUM - Rudal yang ditembakkan dari Yaman ke ibu kota Arab Saudi, Riyadh, memiliki ciri khas senjata yang dipasok Iran, sebut Duta Besar Amerika Serikat untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Nikki Haley.
Saat berpidato di hadapan para anggota Dewan Keamanan PBB, Haley mengatakan rudal tersebut "punya kesamaan dengan rudal dalam serangan-serangan serupa yang menggunakan senjata pasokan Iran".
"Kita harus bertindak bersama untuk mengungkap kejahatan-kejahatan rezim Teheran dan melakukan apapun yang diperlukan demi memastikan mereka mendapat pesannya."
"Jika kita tidak melakukannya, Iran akan membawa dunia lebih masuk ke dalam konflik kawasan," papar Haley.
Haley kemudian mengajukan serangkaian aksi yang bisa dilakukan DK PBB, namun Rusia yang bersekutu dengan Iran, mengindikasikan tidak akan mendukung rencana aksi tersebut.
Sebelumnya, Iran berkeras membantah mempersenjatai kubu pemberontak Houthi di Yaman.
Saluran TV Al Masirah milik kelompok pemberontak Houthi di Yaman mengatakan sasaran rudal adalah pertemuan para pemuka Arab Saudi di Istana Al-Yamama, yang merupakan kantor pusat Raja dan juga pengadilan kerajaan.
Rudal itu ditujukan kepada 'pertempuan para pemimpin Saudi di Istana Al-Yamama di Riyadh' dengan agenda antara lain diperkirakan berupa pembahasan anggaran tahunan dan dihadiri oleh Putra Mahkota, Mohamed bin Salman, menurut Al Masirah.
Beberapa menit kemudian, stasiun TV pemerintah Saudi melaporkan sebuah rudah sudah dicegat di sebelah selatan ibu kota.
Sebuah video -yang diterbitkan oleh seorang pria yang mengaku berada di distrik Olaya- memperlihatkan asap putih di atas Riyadh dan suara ledakan kemudian terdengar. Hak atas fotoALMASIRAHImage captionPemberontak Houthi mengungkap rudal Burkan-2 pada Februari 2017.
Juru bicara pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi, Kolonel Turki al-Maliki, rudal tersebut telah ditangkal menggunakan rudal Patriot.
Dia mengatakan serangan itu membuktikan "keterlibatan lanjutan" Iran yang menyokong Houthi.
Kantor berita resmi Saudi Press Agency kemudian menyebut juru bicara koalisi pimpinan Arab Saudi untuk Yaman mengatakan bahwa rudal ditembakkan secara serampangan ke arah kawasan pemukiman di Riyadh namun ditangkal oleh rudal Patriot di sebelah selatan Riyahd tanpa ada kerusakan maupun korban.
Juru bicara itu menambahkan bahwa serangan tersebut membuktikan bahwa Iran meneruskan dukungannya kepada Houthi dengan mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB dan rudal yang dipasok Iran mengancam keamanan kawasan serta internasional.
Aparat Saudi mengatakan rudal Patriot dari Amerika Serikat mencegat Burkan-2 yang ditembakkan ke bandara Riyadh pada 4 November lalu namun para pengamat meragukan pernyataan itu dan berpendapat hulu ledak rudal jatuh di dekat terminal domestik bandara.
Awal bulan lalu, satu rudal juga berhasil dicegat sebelum menghantam bandara Riyadh. Rudal-rudal ini, menurut Dubes AS untuk PBB, Nikki Haley, jelas buatan Iran. Hak atas fotoAFPImage captionDuta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley, memperlihatkan sisa-sisa rudal yang ditembakkan ke arah Riyadh, November lalu.
Data PBB memperlihatkan lebih dari 8.670 orang meninggal dunia dan 49.960 lainnya cedera sejak pasukan koalisi turut campur dalam peperangan di Yaman.
Perang tersebut juga menyebabkan 20,7 juta orang memerlukan bantuan kemanusiaan dan turut menimbulkan wabah kolera yang diperkirakan menewaskan 2.219 orang sejak April lalu.(BBC/bh/sya)
PT. Zafa Mediatama Indonesia Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359 info@beritahukum.com