Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Opini Hukum    
Reshuffle
Reshuffle Kabinet Atau Hancur!
Thursday 07 May 2015 13:18:35
 

Ilustrasi.(Foto: Istimewa)
 
Oleh: Edy Mulyadi

ENAM BULAN telah berlalu sejak Jokowi-Jusuf Kalla didapuk menjadi Presiden dan Wapres. Mantra Trisakti dan Nawa Cita tak kunjung menunjukkan keampuhannya. Indonesia yang berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan entah terbang ke mana.

Padahal, kedua ‘komoditas’ itu adalah jualan andalan Jokowi-JK saat maju sebagai Capres pada 2014 silam. Dengan Trisakti dan Nawa Cita pula mereka menyihir rakyat hingga mengabaikan rekam jejak. Hasilnya benar-benar ajib. Substansi tergusur oleh hingar-bingar polesan citra. Logika dan nalar publik tersingkir oleh harapan yang membuncah atas sosok baru yang tiba-tiba moncer bak meteor di langit gelap. Lalu, sim salabim, jadilah keduanya Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia!

Buat sebagian besar rakyat, ekonomi menjadi hal teramat penting. Rakyat (nyaris) tidak peduli dengan adu otot dan adu licik di ranah politik. Apa yang dipertontonkan para elit tidak lebih dari pamer keculasan dan khianat. Faktanya, dengan tanpa malu mereka cuma sibuk beseteru sambil asyik menggembungkan pundi-pundi sendiri. Rakyat? Silakan berjibaku dan termehek-mehek mengatasi segala beratnya beban hidup.

Bagaimana sejatinya kondisi ekonomi kita kini? Selasa (5/5) Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi triwulan 1 sebesar 4,71%. Angka ini turun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang 5,14%.

Rilis BPS tadi sekaligus menjungkalkan prediksi yang masih saja terus ditebarkan para pengamat dan pejabat, bahwa ekonomi kita masih bakal tumbuh sekitar 5%. Entah dari mana mereka memungut optimisme di tengah begitu benderangnya kelesuan ekonomi.

Sejatinya, sirine memburuknya perekonomian sudah meraung-raung sejak beberapa bulan terakhir. Bahkan kalau mau ditarik mundur, sinyal-sinyal ekonomi memasuki ‘lampu kuning’ sudah menyalak, paling tidak, sejak awal 2013. Saat itu, ekonom senior Rizal Ramli mengingatkan pemerintah tentang terjadinya quatro-deficits sekaligus. Yaitu, defisit Neraca Perdagangan sebesar -U$6 miliar, defisit Neraca Pembayaran -U$9,4 miliar, deficit Balance Of Payments -U$6,6 miliar, dan defisit APBN plus utang yang lebih dari Rp2.100 triliun. Ini benar-benar bahaya!

Sayangnya, pemerintah mengabaikan warning itu. Padahal, Rizal tidak asal bunyi alias atau cuma piawai berteori. Anggota Tim Ahli Panel Ekonomi Perserikatan Bangsa Bangsa ini adalah tokoh nasional yang terbukti bertangan dingin dalam menyelesaikan berbagai problem ekonomi. Kebijakan-kebijakan terobosannya sering menyempal dari mainstream neolib, yang tentu saja, tidak disukai para komparadornya di negeri ini. Apa boleh buat, nasi sudah jadi bubur.

Tapi, baiklah. Itu kisah lama. Bagaimana dengan rezim sekarang? Apakah Tim ekonomi di bawah komando Sofyan Djalil bisa membaca tanda-tanda zaman? Kinerja mereka, maaf, benar-benar di bawah banderol. Terbukti, bahwa tim ekonomi besutan Wakil Presiden Jusuf Kalla adalah sekumpulan orang gamang yang tidak paham dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Data ekonomi dan keuangan teranyar menunjukkan penurunan kinerja yang luar biasa. Dari pasar modal, misalnya, hanya dalam tempo sepekan (27-30 April) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rontok 6,4%. Rontoknya indeks dipicu aksi jual investor asing yang mencapai Rp 7,1 triliun.

Data keuangan emiten yang dipublikasikan menunjukkan penjualan semua sektor memburuk. Penjualan semen turun 3,3%, mobil minus 15%, motor anjlok 19%, dan properti terjun hingga 50%. Begitu juga dengan ekspor yang terjungkal sebesar 11,67%.

Lunglainya penjualan menyebabkan laba bersih emiten melorot. Semuanya berpangkal pada konsumsi domestik yang melemah. Mereka antara lain, Astra Internasional turun 15,64%, Bank Danamon (-21,47%), London Sumatra (-32,3%), Adhi Karya (-34,5%), Tambang Batubara Bukit Asam (-36,5%), Indofood (-37,4%), Adaro (-55%), Agung Podomoro land (-65%), dan Arwana Citra Mulia (-49,3%). Penurunan lebih dahsyat bahkan mendera Wijaya Karya (-63,29%),
Astra Otopart (-67%), Astra Agro Lestari (-80,11%), Holcim (-89,78%), Bank CIMB (-92,4%), Timah (-120,1%).

Apa artinya angka-angka ini? Ekonomi kita menuju kehancuran! Sebagian pengusaha yakin, jika tidak ada perbaikan berarti, Indonesia akan kembali ke era 1997-1998an. Ya, saat itu Indonesia luluh-lantak dihajar krisis. Ekonomi yang sebelumnya bertengger di kisaran 6%, tiba-tiba terkontraksi minus 13%. Inflasi melonjak hingga puluhan persen. Suku bunga overnight interbank terbang ke ratusan persen.

Jokowi harus segera bertindak. Sebagai presiden, dia harus menyelamatkan Indonesia. Sebagai Presiden, kali ini dia harus menggunakan hak prerogatifnya secara penuh. Lakukan reshuffle kabinet. Rombak tim ekonomi. Ganti dan isi dengan orang-orang yang berkompeten. Mereka harus paham masalah dan tahu solusi yang dibutuhkan. Hanya mereka yang punya kapasitas dan kapabelitas dengan rekam jejak teruji yang boleh memangku jabatan amat penting ini.

Para pengganti itu harus membuang jauh-jauh mazhab neolib yang selama puluhan tahun diterapkan dan terbukti gagal. Mereka itu haruslah para penganut dan pejuang ekonomi konstitusi, yang berpihak kepada kepentingan nasional, kepada sebagian besar rakyat Indonesia.

Reshuffle atau hancur. Kami tunggu langkah konkret Anda, pak Presiden.(edy/bh/sya)

Penulis Edy Mulyadi adalah Direktur Program Centre for Economic and Democracy Studies (CEDeS)




 
   Berita Terkait > Reshuffle
 
  Presiden Lantik Menteri dan Wamen Kabinet Indonesia Maju
  Jika Reshuffle Acuannya Kontroversi, Tiga Menteri Ini Layak Diganti
  Bongkar Pasang Menteri Kabinet Jangan Sampai Timbulkan Polemik
  Azis Syamsuddin Berharap Sosok Muda yang Matang dalam Kabinet
  Indonesia Butuh Sosok Abdul Mu'ti
 
ads1

  Berita Utama
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

 

ads2

  Berita Terkini
 
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2