PERANCIS, Berita HUKUM - Jaksa penuntut di Perancis mengatakan, sebuah sel teroris Islam diduga merencanakan serangan bom terbesar di Perancis sejak pertengahan 1990-an.
Polisi menangkap 12 orang dalam operasi akhir pekan lalu, salah satu tersangka tewas karena berusaha menembaki polisi.
Lima orang telah dibebaskan, sedangkan sisanya masih ditahan karena dicurigai melakukan kegiatan terorisme.
Bahan-bahan pembuat bom ditemukan dalam operasi itu, yang menyusul sebuah serangan terhadap toko milik warga keturunan Yahudi bulan lalu.
"Dua orang tersangka diduga terlibat dalam jaringan teroris Islam yang berusaha melakukan jihad di luar negeri", kata jaksa penuntut, Francois Molins di Paris.
Sel itu, kata dia, "mungkin yang paling berbahaya" yang ada di Prancis sejak kelompok Islam Bersenjata Aljazair, GIA, yang melakukan serangkaian serangan antara 1995-96.
Perjalanan ke luar negeri
Molins mengatakan, bahan peledak itu ditemukan di garasi sebuah rumah di permukiman Torcy, Paris, Selasa malam dan kemungkinan "bahan yang sama dengan yang digunakan GIA pada 1995."
Polisi menemukan potasium nitrat, sulfur, lima meter kabel, jam weker, bohlam lampu dan mesin penanak nasi, yang dapat digunakan sebagai kasing bom.
Molins juga mengatakan, salah satu tersangka bertindak sebagai kontak dengan para calon pelaku jihad sedangkan satu orang lagi bepergian ke Mesir dan Tunisia.
Sekelompok milisi Islam asing, termasuk warga negara Eropa lain, bergabung dengan pemberontak di Suriah, melawan pemerintahan Bashar al-Assad.
Dua orang warga negara Inggris, seorang pria dan wanita, ditangkap pekan ini di Bandara Heathrow karena dicurigai bepergian ke Suriah untuk membantu aktivitas terorisme dan terlibat dalam penculikan seorang fotografer Inggris di sana.(bbc/bhc/opn) |