JAKARTA, Berita HUKUM - Rencana penutupan terminal Lebak Bulus Jakarta Selatan mendapat aksi perlawanan dari ratusan awak bus antar kota-antar provinsi (AKAP) karyawan Perusahaan Otobus (PO), tukang parkir, para penjual serta sejumlah masyarakat yang sehari-hari melakukan aktivitas mencari nafkah di Terminal Lebak Bulus.
Mereka memprotes dengan menggelar aksi unjuk rasa menolak rencana penutupan aktifitas terminal Lebak Bulus, yang sedianya pada hari Senin (6/1) mulai berlaku, terkait dengan proyek pembangunan Depo Mass Rapid Transit (MRT).
Sejumlah spanduk raksasa bertuliskan kata-kata penolakan terhadap penutupan terminal dibentangkan para pengunjukrasa. Sebagian lagi mengibarkan Bendera Merah Putih dan beberapa bendera perusahaan bus tempat mereka bekerja.
Dalam aksinya pendemo menggunakan pengeras suara. Sesekali koordinator massa meneriakkan dan menyanyikan yel-yel penolakan dan kecaman terhadap Jokowi, yang dinilai mulai meunujukan ketidak berpihakan kepada rakyat kecil.
Jangan pembangunan MRT mengorbankan kehidupan anak istri kami, tolong pak Gubernur perhatikan kami," ujar salah seorang pendemo dengan pengeras suara.
Tampak aparat dari Polsek Cilandak, langsung turun Kompol H.M Sungkono, dengan menyiapkan 446 aparat gabungan dari Polda Metro Jaya, Brimob, Shabara, Reserse, Polres Jakarta Selatan, dan Polsek Cilandak.
"Ada 446 personel gabungan yang kami turunkan untuk melakukan pengamanan aksi demo kali ini," ujar Sungkono.(bhc/put) |