Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Lingkungan    
Demokrasi
RUU Ormas Disahkan, Indonesia Darurat Demokrasi
Tuesday 25 Jun 2013 14:08:02
 

Direktur Eksekutif Nasional Walhi, Abetnego Tarigan.(Foto: Ist)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Jakarta, 25 Juni 2013. Hari ini (25 Juni 2013), DPR RI dikabarkan akan mengesahkan RUU Ormas, bersikerasnya DPR RI untuk mengesahkan RUU ini, semakin memperjelas bagaimana wakil rakyat memandang dan menempatkan masyarakat sipil sebagai ancaman bagi negara.

DPR dan Pemerintah selalu beranggapan rakyat sebagai “musuh”, bukan sebagai bagian dari negara itu sendiri. Karena itu yang digunakan oleh pemerintah untuk mengatur rakyat, selalu dengan pendekatan keamanan dan politik. Hal ini menegaskan ada oligarki politik dan ekonomi yang tidak menghendaki masyarakat sipil kritis dan kuat.

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) sebagai bagian dari Koalisi Kebebasan Berserikat (KKB) menolak pengesahan RUU Ormas, karena kami menilai bahwa pengesahan RUU ini menjadi signal bahwa bangsa ini akan berada pada situasi darurat demokrasi.

RUU Ormas ini berhasrat kuat mengendalikan organisasi masyarakat sipil dalam berorganisasi, berserikat dan menyampaikan pendapatnya. Pada akhirnya, RUU menutup ruang demokrasi dan melengkapi berbagai paket UU yg mengancam kehidupan rakyat seperti UU PKS.

Akan terjadi membungkam suara kritis yang selama ini diperankan oleh banyak organisasi masyarakat sipil terhadap kebijakan pemerintah yang tidak beda dengan orde baru dengan membungkam suara kritis yang selama ini diperankan oleh banyak organisasi masyarakat sipil terhadap kebijakan pemerintah.

Direktur Eksekutif Nasional WALHI, Abetnego Tarigan menyatakan bahwa “kehadiran RUU ini tidak bisa dilepaskan dari situasi ekonomi politik dimana investasi meminta jaminan stabilitas keamanan dari negara, karena di banyak tempat bermunculan aksi-aksi penolakan petani, masyarakat adat dan nelayan terhadap investasi yang mengancam keberlanjutan sumber kehidupan rakyat, dan banyaknya aksi buruh yang menolak sistemoutsourcing yang tidak lebih menjadi praktek buruk perbudakan modern. Artinya, RUU ini menjadi garansi dari negara kepada investor untuk terus berinvestasi dan merampas sumber daya alam dan sumber-sumber kehidupan rakyat.

RUU ini satu paket dengan kebijakan lain di sektor ekonomi yang sudah dikeluarkan sebelumnya oleh pemerintah yakni dan UU Pengadaan Tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum dan Perpres 32/2011 tentang proyek MP3EI”.

Dalam konteks penyelamatan lingkungan hidup, RUU Ormas ini justru bertentangan dengan UU No. 32/2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang memberikan ruang bagi masyarakat sipil berperan aktif dalam penyelamatan lingkungan.

RUU Ormas ini justru membatasi dan bahkan mengancam suara kritis masyarakat yang memperjuangkan hak atas lingkungan hidupnya. Padahal, dalam demokratisasi pengelolaan sumber daya alam membutuhkan institusi masyarakat sipil yang kritis dan kuat, dan disanalah harusnya negara mengambil peran untuk menguatkan masyarakat sipil sebagaimana dimandatkan dalam Konstitusi, bukan memperlemahnya dengan memaksa pengesahan RUU Ormas.(wlh/bhc/rby)



 
   Berita Terkait > Demokrasi
 
  Kontroversi Presiden RI, Pengamat: Jokowi Mau Membunuh Demokrasi Indonesia!
  Jangan Golput, Partisipasi Generasi Muda di Pemilu Penentu Indeks Demokrasi
  Yanuar Prihatin: Sistem Proporsional Tertutup Bahayakan Demokrasi
  Peneliti BRIN Ungkap Demokrasi Tak Lagi Sehat Sejak Maraknya 'Buzzer' di Medsos
  Jelang Tahun 2023, Fadli Zon Berikan Dua Catatan Kritis Komitmen Terhadap Demokrasi
 
ads1

  Berita Utama
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

 

ads2

  Berita Terkini
 
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2