Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Kriminal    
Malpraktek
RSIA Asy-Syifa Depok/Asy-Syifa Medical Centre (AMC), Diduga Lakukan Mal Praktek
Saturday 04 May 2013 13:09:50
 

RSIA Asy-Syifa Medical Center, Parung Bingung, Depok (Foto : ist)
 
DEPOK, Berita HUKUM – RSIA Asy Syifa Depok diduga lakukan mall praket, hal ini diungkapkan warga Sawangan Permai, A. Afriadi, sebagaimana dilansir media sosial (KF). Dimana istrinya meningal saat melahirkan di rumah sakit tersebut.

“Kami masih merasa sangat terpukul dan tak habis pikir dengan penanganan dokter pasca persalinan di RSIA Asyifa Depok/ Asy-Syifa Medical Center yang akhirnya mengakibatkan istrik saya tercinta harus meregang nyawa di rumah sakit tersebut tepat pada tanggal 1 Januari 2013 lalu,”demikian penuturan A. Afriadi.

Lebih lanjut ia mengungkapkan, sungguh tak pernah kami mengira, hari kelahiran anak yang telah ditunggu-tunggu sekian lama ternyata juga menjadi hari yang paling kelam dalam sejarah keluarga kami. Nyawa orang yang paling berarti buat kami ternyata harus melayang di ruang tindakan rumah sakit tersebut, ketika dokter melakukan tindakan pengambilan mioma.

Kami masuk ke RSIA Asyifa Depok/ Asy-Syifa Medical Center di Parung Bingung, Depok, pada pukul tiga dini hari. Dan kemudian bayi kami dilahirkan secara normal pada jam 7:30 pagi. Namun keceriaan kami menyambut si buah hati segera berubah ketika dokter Anisar Lestaluhu, Sp.OG yang membantu persalinan menyatakan bahwa ditemukan mioma sebesar 10 cm (belakangan diralat jadi 15 cm) sehingga harus segera dilakukan operasi sesar untuk pengangkatan mioma tersebut. Kami diperlihatkan daftar harga operasi di kasir dan kemudian diminta mengambil stok darah ke PMI Depok.

Namun sesudahnya dokter menyampaikan bahwa karena pendarahan telah berhenti, operasi sesar bisa ditunda sampai besok. Walau begitu kami diminta untuk ke PMI Depok untuk pengambilan stock darah untuk transfusi. Setelah kami kembali, dokter lewat telepon kepada perawat kemudian meminta kami untuk kembali mengambil stok darah di PMI, kali ini sebanyak dua kantong dengan jumlah volume total 500 cc. Kami pun kembali ke PMI untuk pengambilan darah tersebut. Namun, ketika kami masih berada di PMI di sore harinya, dokter kembali ke rumah sakit dan rupanya dokter juga telah berubah pikiran dan melakukan pengambilan mioma tersebut tanpa operasi sesar. Ternyata tindakan tersebut mengakibatkan kami harus kehilangan nyawa orang yang paling kami cintai untuk selama-lamanya.

Yang sangat membuat kami syok, dokter menyampaikan pada kami seolah-olah tanpa beban, bahwa karena keterbatasan yang ada, nyawa istriku tak bisa terselamatkan. Sungguh menjadi pertanyaan besar bagi kami: mengapa mioma hampir berukuran sebesar kepala bayi itu tak pernah terdeteksi dalam pemeriksaan USG rutin di rumah sakit tersebut, bahkan dengan dua dokter yang berbeda? Kalau rumah sakit memang punya keterbatasan, mengapa kami harus ditahan-tahan dan tidak langsung dirujuk ke rumah sakit lain yang lebih lengkap?

Hari itu adalah hari yang paling kelam yang kami di RSIA Asyifa Depok/ Asy-Syifa Medical Center (AMC) tersebut. Sungguh sangat tak bisa terlupakan dan terus menjadi mimpi-mimpi buruk kami sampai sekarang. Apalagi ketika kami berada di rumah sakit, kami dilayani oleh seorang perawat yang sangat kasar pada kami. Walaupun berjilbab namun sikapnya sangat ketus, dan peralatan medis yang hendak ia bersihkan dilempar-lemparkan begitu saja sehingga membuat suara gaduh dan berisik. Bahkan almarhumah istriku sampai ketakutan karena merasa ada yang marah-marah. Saat ini dua orang anak kami yang masih kecil-kecil, yang masih sangat butuh kasih sayang dari mama kandungnya, harus tumbuh tanpa figur dan kasih sayang seorang ibu. Mudah-mudahan kejadian yang menimpa kami menjadi perhatian dari pihak yang berwenang dan semoga tidak ada lagi korban-korban lainnya setelah kami.
Kronologi Singkat Meninggalnya Almarhumah di RSIA Asyifa
atau RSIA Asy-Syifa Medical Center, Parung Bingung, Depok

Kami berikan kembali kronologi ringkas mengenai apa yang terjadi dengan istriku tercinta, dari semenjak kami masuk ke RS tersebut sampai akhirnya meninggal dunia.
• Jam 3:00 pagi kami masuk ke RSIA Asyifa, dibantu oleh bidan D.
• Jam 7:20 pagi Dr. A, Sp.OG, dokter kandungan di RSIA Asyifa datang.
• Jam 7:39 bayi kami lahir secara normal, laki-laki.
• Jam 7:45 dokter memberitahukan bahwa ditemukan miom (mioma) dalam rahim, dan harus dilakukan operasi sesar untuk pengangkatan. Dokter juga minta persetujuan untuk membius pasien. Disetujui.
• Jam 7:50 kami digiring ke kasir, dan diperlihatkan daftar harga operasi pengangkatan mioma, mulai dari 13 juta. Kami juga setuju.
• Jam 9:10 dokter meninggalkan rumah sakit, dengan sebelumnya menyatakan bahwa karena pendarahan telah berhenti, operasi sesar bisa ditunda sampai besok. Kami diminta mengurus darah dan mengambilnya di PMI Depok.
• Jam 11:00 kami kembali dari PMI Depok dan membawa satu kantong darah sebanyak 250 cc, langsung ditransfusikan.
• Jam 12:00 dokter melalui telepon menyampaikan pada perawat bahwa harus kembali diambil darah sebanyak dua kantong (500 cc) lagi ke PMI Depok.
• Jam 15:00 kami kembali ke PMI Depok mengambil dua kantong darah. Ketika kami masih berada di PMI, masuk telepon dari RS Asyifa meminta persetujuan tindakan. Disetujui.
• Jam 17:00 kami kembali ke RS Asyifa, almarhumah telah terlihat kaku dengan posisi yang sangat mengenaskan. Dokter rupanya telah kembali ke RS dan telah pula melakukan tindakan yang tadi dimintai persetujuan, yaitu pengambilan miom secara manual. Saat itu dokter A dan juga dokter S (pimpinan RS) berusaha mengembalikan detak jantung dengan menekan dada pasien berulang-ulang.
• Jam 17:40 setelah para perawat cuci tangan membereskan peralatan, dokter memberitahukan bahwa pasien telah meninggal dunia.

(bhc/mim)



 
   Berita Terkait > MalPraktek
 
  Polisi Tetap Buru Randall Cafferty Kasus Malpraktek Walau Kabur ke AS
  Orang Tua Korban Dugaan Malpraktek Minta RSUZA Bertanggung Jawab
  3 Dokter Malpraktek, Ridwan: Upaya PK Masih Dalam Proses
  Atlet Berkuda Ajukan Gugatan Malpraktek
  Pasien Salah Minum Obat, Pelaku Diminta Tanggung Jawab
 
ads1

  Berita Utama
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

 

ads2

  Berita Terkini
 
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2