UKRAINA, Berita HUKUM - Majelis atas parlemen Rusia menyepakati permintaan Presiden Vladimir Putin agar pasukan Rusia digunakan di Ukraina. Putin meminta agar pasukan Rusia dikerahkan "sampai kondisi politik di negara itu normal."
Armada Laut Hitam Rusia bermarkas di Krimea, Ukraina, tempat banyak etnik Rusia tinggal. Kiev menyatakan kemarahan atas operasi militer Rusia di Krimea.
Ukraina menuduh Moskow mencoba memprovokasi pemerintah baru agar terjadi konflik bersenjata. Presiden sementara Olexander Turchynov menyerukan pertemuan darurat dengan pejabat keamanan.
Sementara itu, unjuk rasa pro-Rusia dilakukan di sejumlah kota di luar Krimea.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Ukraina mengatakan Moskow telah mengerahkan 6.000 pasukan ke Krimea.
Armada AL Rusia mengatakan pasukan Rusia dan pendukung di kota itu melakukan patroli bersama di seputar fasilitas Rusia di sana.
Putin mengajukan permintaan pengerahkan pasukan itu "terkait situasi luar biasa di Ukraina dan ancaman bagi warga Rusia," kata Kremlin, Minggu (2/3) seperti yang dilansir BBC.
Majelis tinggi Rusia langsung mengadakan pertemuan khusus segera setelah permintaan Putin dan langsung menyepakatinya.
Sebelumnya, Pemimpin pro-Moskow di wilayah otonomi Krimea, Ukraina meminta bantuan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menjaga perdamaian.
"Saya meminta kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk memberikan bantuan dan memastikan perdamaian dan ketenangan di wilayah Republik Otonomi Krimea," kata Sergiy Aksyonov dalam sebuah pernyataan, Sabtu (1/3).
Aksyonov - yang memimpin partai pro-Rusia di Krimea - dipilih sebagai perdana menteri Krimea oleh parlemen pekan ini dalam rapat darurat, menggantikan Anatoliy Mohylyov.
Dalam rapat yang sama, parlemen juga meminta referendum di wilayah yang didominasi oleh etnis Rusia itu.
Terpilihnya Aksyonov ini belum mendapat restu dari pemerintahan baru di Kiev.
Kendali di Krimea
Aksyonov melanjutkan untuk mengumumkan bahwa ia mengambil kendali keamanan di Krimea "untuk sementara".
"Semua komandan harus mematuhi perintah dan instruksi yang diberikan oleh saya," kata Aksyonov. "Saya meminta semua orang yang menolak untuk melakukannya untuk mengundurkan diri."
Perdana Menteri sementara Ukraina, Arseniy Yatsenyuk, mengatakan Kiev "tidak akan menyerah dalam provokasi Rusia."
Dia berbicara pada pertemuan pertama kabinetnya, setelah penggulingan Presiden Viktor Yanukovych. Ketegangan semakim meningkat di Krimea setelah Ukraina menuduh Rusia melancarkan invasi bersenjata di kota Sevastopol.
Presiden Barack Obama memperingatkan Rusia bahwa akan ada 'konsekuensi' atas intervensi militer mereka di Ukraina.(BBC/bhc/sya) |