BAGHDAD, Berita HUKUM - Pria bersenjata menyerang dua bangunan di ibukota Irak, menewaskan sedikitnya 29 orang, dan 20 diantaranya adalah perempuan seperti disampaikan oleh pejabat setempat. Serangan terjadi pada Sabtu (12/7) malam di sekitar Zayouna bagian timur Baghdad, menurut keterangan polisi. Salah seorang pejabat mengatakan dia "menemukan mayat dimana-mana".
Motif dari pembunuhan belum diketahui. Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Laporan mengatakan dua bangunan diduga merupakan rumah bordil.
Disalah satu pintu gedung ditulis mengatakan: "Ini merupakan nasib dari prostitusi," seperti dilaporkan kantor berita AFP.
Warga lokal di Zayouna telah menuduh milisi Syiah yang telah membunuh para pekerja seks, seperti dilaporkan kantor berita Reuters. Wilayah tersebut dihuni oleh muslim Sunni dan Syiah.
Sebuah rumah bordil di Zayouna diserang pada Mei 2013, dengan jumlah korban tewas tujuh orang perempuan dan lima pria.
"Ketika kami berjalan menaiki tangga, kami melihat beberapa mayat dan darah perempuan mengalir menuruni tangga. Kami memasuki tubuh datar dan ditemukan di mana-mana, beberapa berbaring di sofa, beberapa di tanah, dan seorang wanita yang tampaknya telah mencoba untuk bersembunyi di lemari di dapur ditembak mati di sana."
Prostitusi dilarang dalam hukum Islam, yang merupakan agama mayoritas di Irak.
Instabilitas di Irak terus terjadi menyusul upaya pemerintah untuk memerangi pemberontak Islamis yang dipimpin oleh ISIS, yang menguasai sejumlah daerah di Irak.
Sementara itu, para menteri Kurdi menunda partisipasi dalam pemerintahan setelah Perdana Menteri Nouri Maliki menuduh daerah otonomi itu memberi perlindungan terhadap ekstrimis.
Konflik sektarian di Irak melibatkan peselisihan antara Kurdi, Sunni dan Syiah.
Pemerintah Syiah menghadapi pejuang Sunni ISIS dan kelompok pemberontak Sunni lainnya.(BBC/reuters/AFP/bhc/sya) |