UKRAINA, Berita HUKUM - Setidaknya 30 separatis pro-Rusia tewas dalam sebuah bentrokan di bandara Donetsk, Ukraina timur, demikian klaim kaum pemberontak. Kelompok bersenjata ini mencoba untuk mengambil alih bandara pada hari Senin (26/5).
Kiev kemudian meresponnya dengan serangan udara.
Presiden baru Ukraina Petro Poroshenko berjanji untuk melanjutkan "operasi anti-teroris" di wilayah timur, dan mengatakan situasi kekacauan seharusnya "bertahan dalam hitungan jam, bukan hari."
Wakil dari Republik Rakyat Donetsk mengatakan kepada BBC bahwa laporan jumlah korban tewas ini akurat.
Seorang pemberontak mengatakan kepada Associated Press bahwa semua jenazah sudah dikirim ke rumah sakit di kota itu.
Bentrokan pada Senin kemarin dimulai setelah militan separatis Klik menyerbu Bandara Sergei Prokofiev Donetsk di pagi hari.
Militer Ukraina merespon dengan cepat dengan serangan udara dan serangan dari pasukan bersenjata. Tidak jelas siapa yang mengendalikan bandara yang ditutup sejak Senin pagi.
Para wartawan mengatakan ada tembakan sepanjang siang dan malam, dengan asap hitam naik ke udara.
Poroshenko, miliuner berusia 48 tahun dan mantan menteri luar negeri Ukraina, pada Senin (26/5) disahkan sebagai presiden terpilih dengan 54% suara.
Dia bersumpah bahwa Ukraina timur tidak akan "berubah menjadi Somalia" dan menambahkan: "Operasi anti-teroris tidak boleh berlangsung dua atau tiga bulan, ini harus berlangsung hanya dengan hitungan jam."
Pasukan Ukraina melancarkan serangan udara untuk merebut kembali bandara Donetsk, Ukraina timur, yang dikuasai kelompok pemberontak pro-Rusia. Pertempuran sempat berlangsung sengit walau berkurang saat memasuki Senin 26 Mei waktu setempat.
Ledakan dan tembak-menembak yang berkepanjangan terdengar sementara asap hitam membumbung ke udara. Pesawat tempur, helikopter bersenjata, dan pasukan darat yang bersenjata berat dilucnurkan untuk menguasai kompleks bandara.
Sementara itu, Petro Poroshenko -yang diperkirakan terpilih sebagai presiden Ukraina yang baru- mengungkapkan keinginan untuk berunding dengan Klik Rusia guna mengakhiri krisis di bagian timur negara itu.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengatakan pemerintah Moskow suap terbuka untuk berdialog dengan Poroshenko namun aksi militer atas gerakan separatisme harus dihentikan.
Poroshenko meraih 54% suara dari 90% suara yang sudah dihitung dalam pemilihan umum Minggu (25/5) lalu, sementara saingannya, Yulia Tymoshenko, meraih 13% suara.
Dia mengharapkan bertemu dengan para pemimpin Rusia awal bulan depan setelah kunjungan ke Polandia untuk bertemu dengan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, dan para pemimpin Uni Eropa.
Krisis di Ukraina berawal dari digulingkannya presiden Ukraina yang pro-Rusia yang diikuti dengan Krimea yang memilih untuk bergabung dengan Rusia. Klik Beberapa wilayah di Ukraina timur juga ingin mengikuti langkah Krimea.(BBC/bhc/sya) |