ARAB SAUDI, Berita HUKUM - Sekitar 50.000 migran di Arab Saudi telah ditahan sejauh ini dalam operasi terhadap pendatang gelap menyusul berakhirnya masa pemutihan awal November lalu.
Puluhan ribu migran gelap dibawa ke tempat penampungan imigrasi di sejumlah tempat di Saudi, termasuk ribuan tenaga kerja Indonesia.
Bentrokan sempat terjadi di Riyadh dan Jeddah karena banyak migran asing yang marah dan menentang deportasi atau penahanan.
Wartawan BBC untuk urusan Arab Saudi, Sebastian Usher mengatakan beberapa ribu migran bersembunyi untuk menghindar penggrebekan polisi di tempat-tempat kerja.
Usher mengatakan ribuan toko tutup akibat pemulangan pekerja gelap.
Sampah-sampah juga berserakan di jalan-jalan dan hal ini menunjukkan Arab Saudi sangat tergantung pada tenaga dari luar negeri, tambah Usher.
Sementara itu, di Ethiopia, polisi Jumat ini (15/11) membubarkan ratusan orang yang melakukan protes menentang razia terhadap warga negara itu di Saudi
Razia warga Ethiophia
Polisi mendirikan rintangan jalan untuk mencegah protes lebih lanjut di kedutaan Saudi di Addis Ababa. Sejauh ini, 23.000 warga Ethiophia telah menyerahkan diri ke aparat Saudi sejak operasi merazia pendatang gelap dimulai, kata para pejabat.
Razia warga Ethiopia imenyebabkan bentrokan di ibukota Riyadh dan paling tidak lima orang meninggal.
Pemerintah Saudi mengatakan mereka mencoba mengurangi angka pengangguran 12% di antara warga negara itu sendiri. Pekerja asing di Saudi berjumlah sekitar sembilan juta, sebagian besar melakukan pekerjaan kasar.(BBC/bhc/sya) |