ACEH, Berita HUKUM - Proyek Tata Ruang perkotaan Langsa resahkan Warga, Proyek siluman yang tersebut, tidak di ketahui dari mana sumber anggarannya, membuat masyarakat semakin resah, akibat di pasangi batu trotoar (Konblok) membuat pemilik rumah toko (ruko) sulit melalui kendaraannya .
Menurut warga Langsa, proyek tersebut merupakan proyek wali Kota, karena di sana ada keuntungan pribadi, Hal ini juga disampaikan Anto salah seorang warga pada awak media ini, mengatakan wali Kota saat ini terlalu memaksakan kehendak dan tidak pernah memikirkan rakyat, pemerintah sekarang hanya memikirkan kelompok.
"Anto menambahkan, program yang di jalankan Usman Abdullah tidak memiliki pertimbangan, setelah merintis pelayaran ferry yang menghabiskan anggaran milyaran rupiah dan saat ini tidak berjalan, kini muncul lagi ide gila dari dari Pak wali," ujar Anto.
"Sementara Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) perwakilan Langsa Mengecam keras pemerintah Kota langsa, kecaman tersebut di tujukan pada pemerintah, terkait program tata ruang daerah tersebut yang terkesan mengganggu hak hak warga sipil (pemilik ruko).
"Hal tersebut di sampai Manager Hukum dan Hak Asasi Manusia Hendra Isra atas nama kepala perwakilan, Hendra Isra mengatakan program yang dijalankan pemerintah saat ini merupakan program abunawas yang tidak pernah memikirkan akibat dari program tersebut.
"Hal tersebut bukan saja mengganggu pemilik Ruko, namum Kota langsa bakal terendam air hujan, Drainase yang tersumbat akibat pemasangan batu trotoar (Batu Konblok), Sementara paret yang sudah hancur di sana sini tidak ada perbaikan, pemerintah terkesan mencari (memberi) keuntungan pribadi terhadap kelompoknya dari proyek tersebut.
"Sementara, Dali Muchtar ST yang bertugas pada Bidang tata ruang Dinas Pekerjaan Umum Langsa, saat hendak di konfirmasi awak media ini, Senin (22/7) tidak berada di kantor, namun Menurut informasi yang diterima awak media ini, melalui Eka Mutia ST, dari seksi perencanaan tata ruang pada dinas Pekerjaan umum tersebut.
"Mutia ST, mengatakan itu bukan proyek kami, itu proyek Otonomi Khusus (otsus), kami tidak tau yang mana orangnya, yang pasti itu bukan proyek kami," Pungkas Eka Mutia ST.(bhc/kar) |